Menurutnya, banyaknya masyarakat yang melakukan aborsi karena ketidaktahuan masyarakat akan bahaya untuk kesehatan dirinya.
"Masyarakat cenderung tidak aware (sadar) dengan resiko aborsi karena motivasinya adalah takut aib," ucap Ida.
"Bagi pelajar takut dikeluarkan dari sekolah, takut diketahui pasangan," sambungnya.
Selain itu, tambah Ida, juga sulit mendapat akses aborsi legal karena kebijakan negara yang ada hanya melegalkan aborsi untuk kasus-kasus ttt.
"Konteks Indonesia, lebih dominan pro-life dibanding pro-choice (hak perempuan untuk aborsi)," papar Ida.
Nah, kata Ida, peran Pemerintah yang utama adalah meregulasi, memfasilitasi, dan menegakkan aturan yang ada.
"Ditengarai ada praktek-praktek aborsi yang bisa dilakukan di rumah sakit tersebut atau tenaga medis tersebut, tanpa ada alasan medis atau hamil karena kasus-kasus korban perkosaan dan lain sebagainya. (rika pangesti)