ADVERTISEMENT

Diajak Bini Terbang ke Awan, Malah Ketiduran di Ranjang

Jumat, 29 Juli 2022 05:32 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JADI bini Rahmad, 60, yang tak lagi muda, Nuranti, 45, benar-benar merasa salah pilih. Dikiranya masih perkasa, eh......ternyata sebatas mencumbu doang.

Eksekusinya sungguh mengecewakan, malah pernah tertidur di atas perut! Giliran dia punya PIL berondong, Rahmad segera menceraikan. Tapi Nuranti justru merasa beruntung.

Kata ilmu Katurangganing Wanita, tipikal wanita dalam urusan ranjang bisa dilihat dari warna kulit atau postur tubuh. Misalnya yang berkulit pucat, itu dingin di ranjang perlu perangsang meski tanpa uang, yang berkulit putih konon becek macam jalan belum di MHT.

Tapi yang berpostur mbongkok udang, itu sangat doyan dan tak mudah puas, dia suka bereksperimen demi kepuasan batiniah.

Bagaimana dengan Nuranti warga Surabaya ini? Rupanya dia termasuk tipikal wanita mbongkok udang itu tadi. Dia menjanda dalam usia belum kepala lima juga karena urusan ranjang itu tadi.

Suami tak selalu mampu memenuhi hasratnya, karena dia mendambakan lelaki yang rosa-rosa macam Mbah Marijan. Tua sedikit nggak papa, yang penting kinerjanya jika dinilai pak dosen dapat B, sukur-sukur A.

Ketika dia sedang mencari suami pengganti, sebetulnya banyak peminat, tapi sayang elektabilitasnya masih rendah, bahkan ada yang pasang baliho ke mana-mana. Lalu muncul sosok Rahmad.

Meski elektabilitas rendah, tapi inkam atau penghasilannya sangat memadai. Karena itulah meski lelaki duda ini sudah berusia tepat kepala 6, diterima juga. Nuranti berpikir, lelaki tua biasanya lebih ngemong pada istrinya.

Jadilah Rahmad diterima sebagai suami. Setelah menikah Nuranti langsung diboyong Rahmad ke perumahan elit di Surabaya. Benar saja, dulu mobil Nuranti hanya model roti tawar (minibus), kini pakai Kijang Inova Limitid Edition.

Pendek kata jadi istri Rahmad ibaratnya tinggal mamah karo mlumah (makan dan layani di ranjang). Karena semua sudah tersedia, menu makan model apapun sudah pernah dicoba, yang belum pernah cuma rendang babi.

Soal mamah terjamin, tapi soal mlumah, lha ini yang payah. Ternyata kinerja Rahmad di ranjang jauh dari harapan. Bila diukur dengan waktu, yah...... durasinya pendek betul kayak iklan TV! Ibarat mobil lewat jalan tol, Nuranti baru sampai pintu tol Bekasi, Rahmad sudah keluar tol Cikampek belok kiri.

Itu belum seberapa. Pernah lho, di kala hasrat Nuranti menggebu-gebu, suami malah tidur mendengkur di atas perut. Tentu saja istri kecewa berat, sehingga Rohmad sampai dibangunkan dengan nada ketus.

“Mas, Mas,  bangun, sahur, sudah mau imsak nih....!” kata Nuranti kesal, wong diajak terbang ke awan kok malah ketiduran.

Sebetulnya Nuranti ingin mem-PHK suami, tapi nikmatnya kekayaan Rahmad sayang ditinggalkan. Maka solusinya kemudian, dia ada main dengan anak buahnya di kantor, namanya Widarto, 30. Disebut punya berondong ya biarin saja, yang penting rasanya Bung!

Si berondong ini,  kinerjanya memang luar biasa. Tahu yang apa dia mau, cag-ceg mrantasi gawe (baca: rajin).

Tapi tak ada makan siang gratis di negeri ini. Servis prima Widarto ada nilai rupiahnya. Meski tak pasang tarif, paling tidak Nuranti kasih tip sekali kencan Rp 100.000,- Bahkan ketika si berondong butuh duit dengan alasan untuk keluarga, Suranti akan transver barang Rp 500.000,- sampai Rp 1 juta, itu diambil dari uang belanja.

Jadi benar-benar mirip Formula-E di Jakarta, proyek kepentingan Gubernur DKI, tapi dibebankan ke APBD.

Nah, dari transveran itulah proyek Formula B (Berondong)-nya Nuranti terkuak. Sebab lewat laporan SMS banking diketahui dari rekening istri sering sekali dana keluar dan masuk ke rekening itu-itu melulu, yang ternyata milik Widarto berondong istrinya.

Marahlah Rahmad dan tanpa kompromi lagi Nuranti langsung diceraikan. Tapi uniknya, Nuranti malah merasa beruntung lepas dari suami yang berburuk kinerja di ranjang.

Dapat pesangon berapa kali uang belanja dapur? (GTS)

 

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT