JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kepolisian Arab Saudi menangkap seorang warga lokal yang memfasilitasi masuknya seorang jurnalis non-muslim asal Amerika Serikat (AS) masuk ke Kota Mekah. Kota Suci tersebut terlarang bagi non-Muslim.
Melansir dari Saudi Gazette pada Jumat (22/7/2022), Juru bicara merinci insiden di mana warga membawa wartawan Amerika ke Mekah melalui jalur khusus.
Dia mengatakan apa yang dilakukan pria yang tak disebutkan identitasnya itu merupakan pelanggaran eksplisit terhadap peraturan yang melarang non-Muslim memasuki daerah suci.
Warga negara itu ditangkap dan kasus ini sudah dilimpahkan ke Kantor Penuntut Umum untuk ditindaklanjuti.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa semua pengunjung asing di Arab Saudi harus menghormati dan mematuhi peraturan, terutama yang berkaitan dengan Masjidil Haram dan tempat-tempat suci lainnya.
“Pelanggaran semacam ini dianggap sebagai kejahatan yang tidak akan ditoleransi, dan hukuman yang sesuai akan diterapkan kepada pelaku sesuai dengan peraturan terkait,” tambahnya.
Penangkapan ini disampaikan setelah seorang jurnalis Israel, Gil Tamary, mengunggah video dirinya beraktivitas di tempat suci Kota Makkah.
Channel 13 News Israel menayangkan laporan 10 menit dari Arab Saudi pada Senin (18/7/2022). Gil Tamary bepergian dengan mobil di Masjidil Haram di Makkah dan mendaki Jabal Rahmat, yang berada di atas dataran Arafat. Jabal Rahmat merupakan tempat Nabi Muhammad mengadakan khotbah terakhirnya 14 abad yang lalu.
Ditemani seseorang yang tampak seperti pemandu lokal dan yang wajahnya diburamkan untuk mencegah identifikasinya, Tamary merendahkan suaranya saat berbicara ke kamera dalam bahasa Ibrani.
Dia kadang-kadang, beralih ke bahasa Inggris untuk menghindari pengungkapan bahwa dia adalah orang Israel.
Riyadh tidak mengakui Israel, dengan mengatakan ini akan membutuhkan penyelesaian tujuan kenegaraan Palestina terlebih dahulu.
Video itu langsung mendapat kecaman keras, tak hanya dari netizen Saudi tapi juga pejabat Israel. Tagar Twitter "Seorang Yahudi di Masjidil Haram" menjadi trending setelah laporan itu ditayangkan.
Menteri Kerjasama Regional Israel Esawi Freij mengatakan liputan Tamary merupakan suatu yang bodoh dan berbahaya terhadap upaya Amerika Serikat menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
"Saya minta maaf (tapi) itu adalah hal yang bodoh untuk dilakukan dan dibanggakan," kata Freij, yang beragama Islam, kepada penyiar publik Kan sebagaimana dilansir Reuters pada Jumat (22/7/2022)
"Itu tidak bertanggung jawab dan merusak untuk menyiarkan laporan ini hanya demi rating," papar dia.