ADVERTISEMENT

Pakar Komunikasi Optimis, Penggunaan SCI Bisa Kuak Penembakan Brigadir J

Jumat, 22 Juli 2022 09:31 WIB

Share
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID  - Pakar komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyebut, kehadiran tim investigasi khusus, menggunakan pendekatan instrumen scientific crime investigation (SCI) diyakini akan dapat menguak tabir kasus dugaan penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bharada E.

Sebab katanya, kehadiran   tim SCI akan meredam berbagai asumsi liar terhadap peristiwa berdarah yang terjadi di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan atau Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

"Satu-satunya cara menuntaskan kasus ini adalah dengan pendekatan scientific crime investigation (SCI) yang lepas dari pengaruh jabatan dan kepentingan lainnya," ujar Emrus Sihombing di Jakarta,  Jumat (22/7/2022).

Emrus Sihombing mengatakan, dengan penggunaan pendekatan SCI, data-data itu sendiri akan berbicara. Data itu termasuk tentang siapa saja yang terlibat, siapa aktor utama, siapa peran pembantu, dan bagaimana prosesnya.

Menurut Emrus, hanya pendekatan dengan menggunakan instrumen SCI yang mampu mengungkap kasus dugaan penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

“Pendekatan SCI ini sekaligus menjawab serta menghentikan berbagai asumsi subjektif yang kemungkinan semakin liar ke depan,” ujar Emrus.

Emrus  mengusulkan tim SCI terdiri dari para doktor krimonologi, ilmu kepolisian, komunikolog, sosiolog, antropolog, ilmu hukum, dan psikologi dari luar struktur kepolisian agar independen.

Iapun mengapresasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah menonaktifkan sementara Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.

Penonaktifan Sambo, menurut Emrus, akan berdampak baik demi transparansi, akuntablitas, dan objektifitas penanganan perkara. Ini menunjukkan Polri tetap mengedepankan tindakan presisi.

Menyoal asumsi liar yang muncul di publik terkait penonaktifan Ferdy Sambo dan tak terkait dengan lokus kejadian tersebut, Emrus berpandangan hal itu bergantung pada pendekatan yang digunakan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT