Kacau! BNPT Sebut 33 Juta Penduduk Indonesia Terpapar Radikalisme, Eh Said Didu Bingung Cara Hitungnya Bagaimana

Jumat 22 Jul 2022, 19:39 WIB
Said Didu (Foto: twitter/msaid_didu)

Said Didu (Foto: twitter/msaid_didu)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid mengklaim sebanyak 33 juta penduduk Indonesia terpapar radikalisme.

Pernyataan itu pun langsung disoroti oleh mantan sekretaris BUMN Said Didu yang bingung bagaimana cara BNPT menghitungnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Said Didu lewat akun Twitter pribadinya @msaid_didu pada Jumat (22/7/2022).

"Kira2 bagaimana cara menghitungnya?," ujar Said Didu.

 

Diketahui sebelumnya, BNPT mengklaim terdapat 33 juta penduduk Indonesia terpapar radikalisme dengan ciri-ciri masyarakat yang “intoleran dan anti Pancasila”.

Tidak sampai di situ Ahmad Nurwakhid juga menyebut ciri lainnya yakni mereka yang akan memerangi kelompok agama tertentu yang berbeda paham dengan cara menebar hoaks dan fitnah.

 “Ciri indikasi ini di Indonesia sudah mengalami penurunan dari 2019 di angka 38,4 persen, dan pada 2020 sampai 2021 turun di angka 12,2 persen. Artinya masih 33 juta penduduk Indonesia yang sudah terpapar (radikalisme),” kata Ahmad dalam diskusi publik di Kedubes Prancis, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa perlu penanganan dari hulu ke hilir untuk mencegah radikalisme.

 

Namun untuk penanganan di hulu penyebaran radikalisme, Ahmad mengatakan bahwa undang-undang belum bisa digunakan untuk menindaknya.

 “Hilirnya tidak ada masalah karena kita bisa melakukan preventive justice yang dilakukan Densus 88 Anti Teror di bawah koordinasi BNPT,” kata Ahmad.

 “Tetapi hulunya, paham yang menjiwainya, paham radikalismenya, Undang-Undang belum bisa digunakan untuk melakukan tindakan secara yuridis,” lanjutnya.

Di sisi lain, Said Didu mengatakan bahwa negara-negara di luar justru sebaliknya mencap Indonesia sebagai negara yang toleran.

Ia bahkan mengutip tayangan Kompas TV yang kala itu mengundang Presiden Republik Demokratik Timor Leste Jose Ramos Horta.

 

Ramos Horta menyebut bahwa Indonesia adalah negara paling toleran di dunia, bukan hanya di antara negara muslim.

“Indonesia adalah negara paling toleran di dunia. Saya katakan, bukan hanya paling toleran di antara sesama negara muslim saja,” kata Ramos Horta dalam program Rosi yang ditayangkan Kamis (21/7/2022) malam, dikutip dari Kompas TV.

Lantas, ada warganet yang menyinggung Said Didu dengan menyebutnya pesimis sebagai warga Indonesia. Netizen tersebut bernama Arman Sine dengan akun Twitter @ArmanSine1.

Ah bapak @msaid_didu pesimis amat jadi rakyat Indonesia. Ayo pak, optimis. Jadikan ini sebagai motivasi untuk kita sebagai warga negara untuk membayar tuntantas anggapan orang. Semangat pak. Jangan pesimis dong...Tua-tua harus optimis.,” cuitnya.

 

Cuitan itu lantas langsung dibalas oleh Said Didu yang menampik dirinya pesimis dengan bangsa sendiri.

Justru ia menyoroti BNPT yang mencap bangsanya sendiri radikal dengan mengklaim 33 juta penduduk Indonesia terpapar radikalisme.

“Psimis ?, Justru BNPT yg mencap bangsanya radikal sementara bangsa lain memuji bhw bangsa Indonesia tdk radikal,” kata Said Didu. (frs)

Berita Terkait

News Update