JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengomentari pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal perbedaan pendapat.
Prabowo Subianto mengatakan bahwa perbedaan pendapat bukan berarti harus bermusuhan. Lantas komentar ini dikomentari oleh Ferdinand Hutahaean samil menyinggung kelompok yang ia sebut ‘kadrun’.
Mantan politikus Demokrat itu menyinggung kelompok kadrun yang sering memusuhi pribadi atau kelompok lain yang berbeda pendapat dengan mereka.
Pernyataan itu disampaikan Ferdinand Hutahaean lewat akun Twitter-nya @FerdinandHaean4 pada Rabu (6/7/2022).
Mantan politikus Demokrat itu turut mengutip pernyataan Prabowo Subianto.
"Prabowo : Kalau Kita Berbeda Pendapat, Tidak Berarti Kita Harus Bermusuhan. Bagi kadrun beda identitas suku dan keyakinan serta beda pendapat berarti musuh," ujar Ferdinand Hutahaean.
Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean mengajar untuk menolak Capres yang ia sebut sebagai ‘boneka’.
"Ayo jaga Indonesia, tolak dan lawan capres boneka orang2 edan," pungkasnya.
Dalam cuitan itu, Ferdinand Hutahaean turut menautkan cuplikan video pidato Prabowo yang membahas soal mengapa dirinya mau menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Prabowo : Kalau Kita Berbeda Pendapat, Tidak Berarti Kita Harus Bermusuhan.
— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHutah4) July 5, 2022
Bagi kadrun beda identitas suku dan keyakinan serta beda pendapat berarti musuh.
Ayo jaga Indonesia, tolak dan lawan capres boneka orang2 edan.
pic.twitter.com/5G7xCIxnP5
Dalam pidato tersebut, Prabowo menjelaskan mengenai filosofi kekeluargaan yang diterapkan di Indonesia. Menurutnya itu yang menjadi dasar berbeda pendapat tak berarti bermusuhan.
“Di Indonesia filosofi kita lain, filosofi kita adalah kalau kita berbeda pendapat, tidak berarti kita harus bermusuhan,” kata Prabowo dalam cuplikan video yang diambil dari akun TikTok bernama @zonadelapan, dikutip pada Rabu (6/7/2022).
Prabowo lalu menjelaskan bahwa filosofi kekeluargaan itu sudah dibiasakan dalam keluarga di Tanah Air.
“Kadang-kadang kakak beradik di satu keluarga ribut, masa mau gontok-gontokan kakak adik, kadang-kadang kita berbeda pandangan dengan orang yang paling dekat sama kita, istri kita, orangtua kita, kadang-kadang anak kita, tapi tetap keluarga kita,” kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo mengaku lapang dada saat mengetahui ia gagal jadi presiden.
“Nah disitulah, budaya Indonesia adalah budaya kekeluargaan, bahwa kitab oleh bersaing, kita boleh berbeda pendapat, tapi ingat kita semua adalah satu keluarga besar, jadi kita bisa selesaikan perbedaan pendapat, tidak bisa 100 persen kita puas. Saya ingin jadi presiden, gak jadi,” ucap Prabowo. (frs)