Kondisi mesin parkir elektronik di Jalan Paletehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Foto: Poskota/Andi Adam Faturahman)

Jakarta

Meski Ada Mesin Parkir Elektronik Masih Ada Pengendara Bayar Tunai, Juru Parkir Juga Sering Menalangi Orang yang Buru-buru

Selasa 05 Jul 2022, 22:24 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, memulai metode baru dalam hal retribusi perparkiran, yaitu dengan menggunakan mesin pembayaran parkir elektronik yang disediakan di beberapa titik kantong parkir yang ada di wilayah Jakarta.

Namun, meski mesin parkir elektronik telah disediakan, implementasi di lapangan ternyata ditemukan adanya beberapa praktik pembayaran parkir konvensional, yakni pengendara membayar tunai kepada juru parkir di lokasi.

Terkait hal tersebut, seorang juru parkir di Jalan Paletehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan bernama Kosim (44) menjelaskan, bahwa praktik pembayaran parkir menggunakan uang tunai di lapangan, hanya dilakukan dalam keadaan yang mendesak saja.

Juru parkir ini juga mengaku sering menalangi orang yang buru-buru, tapping pakai kartu miliknya, nanti duitnya bayar tunia oleh pengendara yang buru-buru tersebut,

"Di sini kan banyaknya orang kantoran. Jadi kan banyaknya orang itu buru-buru, suka 'Pak nanti ya' atau 'udah tappingin aja nanti saya ganti'. Jadi suka saya tapping sendiri pakai kartu saya gitu. Istilahnya nalangin lah. Atau kalau ada yang saldo kartunya kurang gitu bisa bayar cash nanti tappingnya pakai kartu saya," jelas Kosim saat ditemui Poskota.co.id di Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2022).

Bapak dari 3 anak tersebut melanjutkan, meski pembayaran parkir saat ini didominasi oleh pembayaran non tunai, namun hal tersebut tak membuat pendapatan sehari-harinya berkurang.

"Kaau dari segi pendapatan sih alhamdulillah malah ada seneng, maksudnya ada ketenangan lah buat tiap bulannya. Jadi kan perbulan itungannya jelas sekian. Kalau soal besar kecilnya itu tergantung ramainya kendaraan yang parkir. Kalau rame ya rame kalau sepi ya sepi," kata dia.

Sementara itu, tak jauh berbeda dengan pemaparan Kosim, juru parkir lain bernama Zulfarhan mengaku senang dengan adanya metode pembayaran parkir non tunai ini. Sebab menurutnya, diriinya kini tak harus lagi menyibukkan diri mencari uang pecahan kecil untuk mengembalikan uang parkir pengendara.

"Ya seneng sih, soalnya saya gak harus ribet cari uang recehan buat kembalian. Terus, hasilnya juga jelas kan kalau begini. Jadi kayak gaji aja tiap bulan ada pembayaran gitu," ujarnya.

"Nah kalau ada yang bayar cash gitu, itu mah karena dia gak punya kartu atau saldonya gak cukup aja. Jadi fia bayar buat ganti saldo kartu saya yang ditapping. Itu sih, saya jamin gak ada kita (juru parkir) nilep uang, insyaAllah gak ada itu," ucap Zulfarhan.

Namun, di sisi lain, seorang pengendara bernama Irfan (26) menyebut, bahwa dirinya memang turut senang dengan adanya metode pembayaran non tunai seperti ini. Tetapi, dia menyesalkan mengapa tak ada rencana pemerintah untuk sedikit menurunkan biaya parkir.

"Saya sih gak masalah ya, malah senanglah jadi lebih praktis. Tapi biayanya itu lho, agak dikurangin lah atau kalau parkir kurang 6 jam gitu biayanya dipukul rata 1 jam aja," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia juga meminta kepada Pemprov untuk lebih memperhatikan kondisi mesin parkir di lapangan. Sebab, kata dia, beberapa mesin terlihat tidak terurus dengan adanya coretan abstrak di beberapan bagiannya.

"Ya kalau bisa ini dibersihin sih, jangan kayak gini (banyak coretan) kan gak enak dilihat juga," pungkas dia. (Adam).

Tags:
mesin parkir elektronikPengendara Bayar Tunaijuru parkirSering MenalangiOrang yang Buru-buru

Reporter

Administrator

Editor