Menteri Sudah Direshuffle Harga Masih Tinggi, Nah Itu Dia Ramalan Ronggowarsito

Selasa 05 Jul 2022, 07:30 WIB
Kartun Sental-Sentil: Menteri Sudah Direshuffle Harga Masih Tinggi, Nah Itu Dia Ramalan Ronggowarsito. (kartunis: poskota/arif)

Kartun Sental-Sentil: Menteri Sudah Direshuffle Harga Masih Tinggi, Nah Itu Dia Ramalan Ronggowarsito. (kartunis: poskota/arif)

BAGONG sambil duduk santai senderan di bawah pohon sambil renggeng-rengeng, nembang lagu Jawa. Saudara tuanya, Petruk datang langsung “Gong, kayaknya lagi asyik nembang, lagu apa? Kok nembang jadul gitu?” ujar Petruk.

Bagong langsung tersengat dan bangkit dari duduk senderannya begitu dibilang nembang jadul, ia merasa terusik.

“Sok gaul kamu Truk, ada orang nembang penting dibilang tembang jadul. Ini aku lagi merenung. Tembang jadul tapi tetap aktual sampai kapan pun.

“Wuih, gayamu Gong, Gong. Aktual embelgedes. Apa itu, sok aktual,” ujar Petruk.

“Nih, dengar, tembang dari Serat Kalatidho buatannya pujangga agung Raden Ngabehi Ronggowarsito. Kamu sih nggak pernah baca,” ujar Bagong.

“Wuih, ketinggian kamu Gong, utekmu nanti bisa mbledhos nggak kuat mikir segitu tingginya,” ujar Petruk.

“Weleh, udah sana kalau gitu, jangan ganggu aku merenung, ini penting soal negara. Bayangkan, sudah reshuffle, harga-harga masih tinggi, harga kebutuhan pokok melambung,” ujarnya.

“Terus kaitannya dengan tembang Serat Kalatidho itu tadi apa, kapan Kanjeng Raden Ngabehi Ronggowarsito bicara soal harga-harga kebutuhan pokok. Nggak ada itu Gong,” kata Petruk.

“Ya, sudah sono,kalau nggak mau mikir. Coba kalau kamu teliti, pasti kan ada kaitannya. Lha sudah ganti menteri, menteri baru kok minta rakyat harap maklum menghadapi harga-harga tinggi,” ujar Bagong sambol menyodorkan tembang tersebut.

Ia menyodorkan baik kedua. Bunyinya begini: Ratune ratu utama / patihe patih linuwih / pra nayaka tyas raharja /panekare becik-becik /parandene tan dadi /paliyasing kalabendu / Malah sangkin andadra /rubeda kang ngreribedi / Beda-beda hardane wong sanagara //

(Terjemahan: Raja yang tengah berkuasa adalah raja utama / perdana menterinya pun seorang yang hebat / para menteri juga baik-baik / meski demikian tidak membuahkan hasil/ penolak atas zaman terkutuk ini,/ gangguan malah semakin menjadi-jadi/ Berbeda-beda perbuatan angkara orang seluruh negara//)

“Wah, iya bener Gong, kalau disimak. Ibaratnya jaman sekarang, menterinya sudah direshuffle, kok tidak membuahkan hasil. Weh, kamu kok pinter sekarang. Belajar sama siapa?”

“Tuh, dibilangin malah meremehkan lagi. Coba kamu simak baik sebelumnya, itu tambah tandas banget itu ramalan Raden Ngabehi Ronggowarsito.”

Bagong membuka bait pertama Serat Kalatidho, begini bunyinya: Mangkya darajating praja/ kawuryan wus sunya-ruri / rurah pangrehing ukara / karana tanpa palupi / Ponang parameng-kawi / kawileting tyas malatkung /kongas kasudranira / tidhem tandhaning dumadi / Hardayengrat dening karoban rubeda //.

 (Terjemahan: Sekarang derajat negara / terlihat telah suram / pelaksanaan undang-undang sudah rusak / karena tanpa teladan / Kini, Sang Pujangga /hatinya diliputi rasa sedih, prihatin /tampak jelas kehina-dinannya /amat suram tanda-tanda kehidupan /Akibat kesukaran duniawi, bertubi-tubi kebanjiran bencana//)

“Wah, iyo Gong. Terus gimana kalau begini, gimana sikap kita?” Petruk bertanya.

“Ya, sudah, seperti bait terakhir Serat Kalatidho, luwih begja kang eling lawan waspada. Lebih beruntung orang yang eling dan waspada,” ujar Bagong. (winotoAnung)

Berita Terkait

Jangan Percaya Ramalan

Senin 12 Des 2022, 12:14 WIB
undefined

News Update