SEPERTINYA tahun ini menjadi tahun kenaikan. Tidak saja harga sembako yang masih fluktuatif, juga kenaikan sejumlah tarif. Sejumlah ruas tol, dikabarkan lebih dari 30 ruas akan dilakukan penyesuaian tarif tahun ini. Maret lalu sejumlah ruas tol sudah dinaikkan, termasuk Tol Dalam Kota dan Cipali.
Kenaikan berikutnya tak hanya ruas tol di Jawa, juga luar Pulau Jawa. Kapan kenaikan, katanya masih menunggu arahan. Kini sedang dilakukan evaluasi, persentase penyesuaian dikaitkan dengan laju inflasi.
Yang sudah di depan mata adalah kenaikan tarif listrik untuk golongan tertentu mulai 1 Juli 2022. Untuk golongan atas naik, sedangkan golongan bawah tidak ada kenaikan.
“Kebijakan yang seperti ini gue suka. Ini namanya peduli kepada rakyat kecil," kata mas Bro selagi maksi bersama sohibnya, Yudi dan Heri di warteg ujung gang, milik Ayu Bahari.
"Yang kaya membayar lebih mahal. Aku juga denger mas, yang naik rumah tangga kelas tinggi. Pengguna 3.500 VA ke atas," kata Heri menimpali.
“Kalau rumah seperti kita ini kan cuma 1.300 VA. Itu saja bayar listrik mpot- mpotan. Syukur tarif tidak naik, tambah Yudi.
“Kuwe gede mas (itu besar), omahe aku (rumah saya) di kampung, di Slawi cuma pakai 900 VA," kata Ayu tersenyum.
“Jangan merendah Yu, bukannya di kampung sana rumahnya magrong - magrong (rumah besar dan mewah), tanya Heri.
"Jangan bikin isu mas," kata Ayu. Ia pun menjelaskan kita ini rakyat kecil. Kalau harga sembako naik, tarif listrik naik, gas naik, semuanya naik. Sementara penghasilan kian menurun, lantas mau makan apa. Bagaimana menyekolahkan anak anak kita? Bagaimana negara mau kuat kalau rakyatnya melarat. Benar nggak mas Bro, kok diam saja, kata Ayu.
“Iya .. iya benar Yu, jawab mas Bro yang masih bingung tumbenan Ayu bicara seperti itu. Semoga bukan akibat salah masak. (jokles)