Misi Jokowi Mendamaikan Rusia dan Ukraina, Tentunya Bukan Manggarai-Berlan Lho

Rabu 29 Jun 2022, 07:30 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT G7.(foto: ist)

Presiden Jokowi saat menghadiri KTT G7.(foto: ist)

MISI mendamaikan Rusia dengan Ukraina, satu pekerjaan besar yang dicoba dijalankan Presiden Jokowi. Mendamaikan Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky, agar mengakhiri perang.

Bangsa ini mendukung upaya itu, karena Indonesia berprinsip penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

Ini membuat perasaan harap-harap cemas, karena ke Ukraina adalah medan perang. Keamanan Presiden Jokowi sangat dikhawatirkan oleh bangsa ini. Presiden sendiri bak tak punya rasa takut, nyali tetap tinggi.

“Pak Jokowi yang ke Ukraina,kok hatikyu yang deg-degan euy. Ternyata secinta itu kepada pemimpin bangsa ini,”ujar pendukung sejati Jokowi, di medsos Facebook.

Tapi, ada yang nyinyir dari sisi lain, yakni menyoroti pengawalan Jokowi ke Ukraina, yang konon serba super. Paspampres super lengkap.

Tidak menyebut perjalanan Jokowi itu, politisi Fadli Zon memberikan cuitan di twitter, rupanya sebagai sindiran.

"Jalur dari Warsawa, Polandia ke Kiev, Ukraina baik naik mobil atau kereta aman. Tak ada perang di sana.Semua tokoh yg bolak balik ke Kiev tak pakai pengawalan berlebihan. Tak ada yg pakai anti peluru dll," tulis @fadlizon.

Lantas banyak yang menganggapi cuitan itu. Satu tanggapan satire muncul dan membuat cukup mengagetkan, dengan tak terduga mengkaitkan dengan soal duit triliunan. Dan membuat gemes.

"Wajar pak bawa pengawalan super... kan di kantong nya ada 11 ribu triliun. Kalau kena begal di jalan gimana...?”

Ampun dah, yang namanya netizen kadang susah diajak serius. Orang dibilang urusan gawat keliwat-liwat,malah cengengesan.

Urusan dari segi perdamaian dunia, adalah agar tidak ada perang di sana. Dari kepentingan Indonesia, adalah terkait suksesnya pertemuan G-20 di Bali. Kalau perang tetap berlangsung, dan Putin datang ke G-20, maka pemimpin negara-negara Barat tak akan datang ke pertemuan di Bali itu. Ini yang tidak diinginkan Indonesia.

Maka Presiden Jokowi berusha membujuk Putin menghentikan perang di Ukraina. Misi besar ini memang mulia, tapi dari latar belakang terjadinya perang, itu urusan besar bagi Rusia terhadap NATO.

Kita berharap Jokowi berhasil, untuk itu, rasanya tidak cukup sekali bertemua dengan kedua pemimpin. Ngopinya harus berkali-kali. Kalau hanya ngopi sekali, rasanya kurang afdol, baru rintisan.

Hebat kalau sekali bertemu kemudian damai, orang Jawa bilang, idu geni, (harfiahnya, ludahnya bak api), manjur sekali kata-katanya. Adakah itu? Ini tentunya bukan mendamaikan Manggarai dan Berlan.

Mendamaikan warga Manggarai dan Berlan saja yang sering bentrok bertahun-tahun susah sekali, apalagi ini negara besar. Apalagi dalam istilah Rocky Gerung, kemampuan berdiplomasi Pak Jokowi rendah sekali, lebih baik kirimkan orang-orang yang berpengalaman dalam perdamaian, seperti Pak JK (Jusuf Kalla), dan juga SBY.

“Kalau Presiden Jokowi datang ke Ukraina dan Rusia, itu nantinya dia bikin headline di dalam negeri, bukan di luar negeri. Ya ini sekali lagi, untuk pencitraan saja,” katanya. (winotoAnung)

Berita Terkait

News Update