Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard, mengatakan bahwa dua warga negara Guatemala termasuk di antara mereka yang dibawa ke rumah sakit.
Kewarganegaraan para korban lainnya belum dipublikasikan.
Sejauh ini tiga orang telah ditahan penegak hukum setempat. Penyelidikan kasus ini diserahkan kepada lembaga federal.
Konsul Jenderal Meksiko, Rubén Minutti, ditugaskan ke tempat kejadian. Konsulat Meksiko di San Antonio menyatakan akan memberikan "semua dukungan" jika warga Meksiko termasuk di antara yang meninggal.
Edward Reyna, seorang penjaga keamanan di gudang penyimpanan kayu yang berada beberapa meter dari lokasi truk, mengaku tidak terkejut mendengar peristiwa itu.
Reyna berkata tidak mampu lagi menghitung migran yang melompat dari kereta saat melalui rel di dekat tempat truk itu ditemukan.
"Menurut saya cepat atau lambat, seseorang akan terluka," kata Reyna. "Kartel yang membawa mereka tidak mempedulikan mereka."
Peristiwa seperti telah terjadi di San Antonio sebelumnya, tapi tidak dalam skala yang sebesar ini. Pada 2017, 10 migran ditemukan tewas di dalam truk kontainer, juga di sisi selatan kota.
Sisi selatan San Antonio adalah jalur dengan dua jalan raya utama yang menghubungkan ke kota kota perbatasan Texas.
Keberadaan truk sebesar ini kerap tidak disadari karena sebagian besar kawasan ini merupakan pedesaan. Ada juga beberapa tempat barang rongsokan dan permukiman baru.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas, menyebut lembaganya telah mengambil alih penyelidikan kasus ini.
"Penyelundup manusia adalah individu yang tidak berperasaan, yang tidak mempedulikan orang-orang rentan yang mereka eksploitasi dan bahayakan demi mendapatkan keuntungan," ucapnya.(*/tri)