BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Heboh penemuan batu purbakala yang diduga bernilai sejarah itu membuat warga Teluk Pucung, Bekasi Utara, Bekasi, Jawa Barat, itu menanggapinya.
Pada Jum'at (24/6/2022) lalu, PLT Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto dan jajarannya meninjau dan mengangkut salah satu batu tersebut.
Merespon hal ini, ketua RT 06 RW 02 Teluk Pucung Bekasi Utara, yakni Pungut (71) mengungkapkan batu purbakala telah banyak ditemukan di wilayahnya sejak dahulu kala.
Salah satu batu purbakala yang masih nampak terlihat ialah berada di tengah-tengah pemukiman warganya.
"Batu kayak gitu banyak, 17 biji ada (dulunya), terus diambilin, lalu yang ini di taro ke bawah, waktu rumah ini masih kosong nih, tahun 1990 an dah," ujar Pungut saat ditemui wartawan, Minggu (26/6/2022) sore.
Batu purbakala yang berada persis nyaris tertimbun tanah dan telah berdempetan dengan bangunan rumah warga serta tiang listrik warga sekitar, dikatakan Pungut telah ada sejak 28 tahun lalu.
Untuk melihat kondisi tersebut, batu itu terletak di sebuah gang kecil, yang berlokasi di rumah yang dekat dengan aliran kali Bekasi.
"Iya ada di tahun 1990 juga, seingat saya, buat baktian itu mah sama orang tua saya," ungkapnya.
Pungut kembali menjelaskan bila batu tersebut sempat berpindah-pindah tempat, dari lokasi satu ke lokasi lainnya.
Batu purbakala yang berada di belakang rumah Pungut tersebut, sempat dipindahkan oleh orang tuanya.
Ia menjelaskan dipindahkannya batu tersebut tak bisa sembarangan, butuh banyak orang untuk mendorong menggumpal alat konvensional semacam kayu pada saat itu.
Pungut menduga, batu purbakala sebagai pemeras tebu tersebut memiliki bobot kurang lebih 3 kwintal, atau setara seekor ukuran sapi dewasa.
Adapun tinggi dari batu tersebut berkisar 80 centimeter.
"Berempat waktu itu yang bawa orang tua saya, keluarga (batu purbakala didorong) dorongnya pake Alu (kayu), didorong gitu buat dorong. Didorong bareng-bareng," ucapnya.
Berada diantara gudang beras ataupun gula
Pungut yang lahir tahun 1951 tersebut mengungkapkan, dahulu memang berada di gudang padi, diduga batu purbakala tersebut kerap digunakan oleh para pekerja di tempat tersebut.
Sementara saat disinggung adanya pabrik gula yang awalnya batu tersebut digunakan untuk memeras tebu ia belum dapat memberikan keterangan.
"Tahu, gudang padi panjangnya 12 meter kali 50 (meter) ada. Itu ada 5 gudang. Kantor, tempat diesel, gudang beras dan gudang kampret (kelalawar)," tutur Pungut.
Dugaan Pungut, benda-benda yang kini tengah menjadi sorotan Pemkot Bekasi telah ada sekitar puluhan tahun, bahkan diduga sebelum dia lahir.
Meski kini batu purbakala berada di tengah-tengah warganya, ia menilai sejuauh ini warga tak banyak yang tahu kegunaan dan fungsinya.
"Gak ada yang tahu (kegunaannya) baru sekarang, biasa aja. Baru tahu sekarang (warga sini)," ucapnya.
Adapun, saat kedatangan PLT Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto melakukan tinjauan, dirinya hanya mengetahui bila batu purbakala tersebut akan diangkat, namun tidak mengetahui kapan jadwal diangkat oleh Pemkot Bekasi.
"(Kemarin kedatangan PLT) Buat liat batu aja, datang aja. (Waktunya tahu) belum tahu, bilangnya mau diangkat (saja)," pungkasnya. (ihsan fahmi)