JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dampak pandemi Covid-19 luar biasa, tidak hanya memakan korban jiwa tapi juga negara kehilangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) nyaris Rp1.400 triliun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kerugian negara akibat Covid-19 mencapai Rp1.400 triliun.
“Covid-19 selama dua tahun ini menghapuskan anggaran kita hampir Rp1.400 triliun hilang.
“Tidak hanya Indonesia, negara lain juga sama menganggarkan duit yang gede sekali hilang,” kata Jokowi dalam silaturahmi dengan Relawan Tim 7 di E-Convention Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu 11 Juni 2022.
Sebelumnya, Jokowi juga mengatakan bahwa situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih terkendali meskipun ada sedikit kenaikan kasus dalam beberapa waktu terakhir.
“Saat ini positivity rate di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, masih berada di angka 1,15 persen, di bawah standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen,” tutur Jokowi.
“Jadi masih pada posisi terkendali meskipun kita tahu, saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan. Ini karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan lalu karena kita Lebaran,” jelas Presiden dalam keterangannya usai meresmikan Persemaian Rumpin di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat, 10 Juni 2022.
Laju Transmisi
Selain melihat positivity rate, indikator lainnya yaitu laju transmisi juga masih terkendali dan berada jauh di bawah standar WHO. Standar WHO untuk laju transmisi adalah 20 per 100 ribu per minggu, adapun laju transmisi di Indonesia saat ini dari data Kementerian Kesehatan berada di angka 1,03 per 100 ribu penduduk per minggu.
Meskipun demikian, Presiden mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap waspada dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Presiden pun menekankan kembali pentingnya vaksinasi penguat atau booster bagi masyarakat.
Kepala Negara menambahkan saat pandemi mulai mereda, dan pemerintah ingin melakukan pemulihan ekonomi, justru datang tantangan lainnya. Tantangan tersebut adalah konflik antara Ukraina dan Rusia.
Jokowi menilai perang di Ukraina memberikan dampak yang lebih sulit. “Ini pandemi sudah agak reda kita ingin lakukan pemulihan ekonomi, datang badai yang kedua yang namanya perang Ukraina-Rusia menjadi lebih sulit lagi. Ini semua kita harus ngerti, ini semua kit harus tahu,” tambahnya.
Pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina menyebabkan ketidakpastian. Keduanya pun berkontribusi atas lonjakan harga yang dialami semua negara.
Lihat juga video “Bebas dari Rehabilitasi Narkoba, Ardhito Pramono Minta Maaf dan Izin Kembali Berkarya”. (youtube/poskota tv)
Namun di tengah kondisi tersebut, Jokowi menilai jika Indonesia cukup mampu mengendalikan harga-harga. Meskipun ekonomi dunia masih dilanda oleh ketidakpastian. (johara/bu)