ADVERTISEMENT
Nasi Uduk Mpok Marni Mampu Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19: Harus Sabar
Minggu, 5 Juni 2022 14:15 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
NASI uduk pasti akrab dengan warga Jakarta, bahkan kini seluruh pejuru negeri pun sudah menjadikan nasi uduk sebagai menu sarapan meski namanya berbeda.
Inilah usaha Mpok Marni (50) selama lebih dari 10 tahun di kawasan Pondok Melati, Bekasi.
Nasi Uduk Mpok Mari berhasil mempertahankan eksistensinya selama lebih dari sepuluh tahun, bahkan di tengah pandemi Covid-19 masih bisa bertahan. "Ya. Harus sabar. Cuma itu modal bisa bertahan dimasa pendemi Covid-19 kemarin," kata Mpok Marni dengan logat Betawi yang kental.
Beruntung bagi Mpok Marni, UMKM nasi uduknya, tidak repot-repot harus buka tenda atau cari tempat di tepi jalan. Depan rumahnya, di sulap menjadi gerai nasi uduk. Suasana menjadi nyaman dan banyak pelangan sebelum menikmati nasi uduk berinteraksi di teras rumah Mpok Marni yang cukup luas itu.
"Dengan usaha nasi uduk ini, bisa membiayai dapur dan lain-lain," katanya tanpa menjelaskan secara mendetail.
Ternyata, ada kiat lain membuat pelangan nasi uduknya datang kembali. Yakni dengan cita rasa nasi uduk yang konsisten. Gurih dan hangat. Mampu bertahan lebih dari sepuluh tahun tentunya merupakan perjalanan yang panjang, hingga bertemu ribuan pembeli yang memberikan kesan tersendiri.
"Saya menjual nasi uduk nggak mahal, cuma Rp.5000 per bungkus. Alhamdulillah selalu habis," ujar Mpok Marni.
Setiap harinya, Mpok Marni hanya membuat nasi uduk 2 liter, dengan penghasilan per harinya bisa mencapai Rp.100 ribu bersih. Itu dari nasi saja, belum lagi dagangan gorenagn lainnya, seperti tempe tepung goreng, tahu, lontong, pastel, risol, kue basah lainnya.
"Tambahan dagang nasi uduk ya, gorengan dan kue basaha lainnya. Alhamdulilah lumayan buat tambahan penghasilan," kata Mpok Marni.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT