Fahri Fadilah Nur Rizki, calon Bintara Polda Metro Jaya yang dinyatakan gagal karena buta warna masih menyimpan asa menjadi anggota Polri. (foto: poskota/andi adam faturahman)

NEWS

Meski Berat Hati, Fahri Fadilah Kasih Kode Siap Move On: Ibu Hillary Nawarin Beasiswa Kampus Hukum

Sabtu 04 Jun 2022, 02:17 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Fahri Fadilah Nur Rizky (21) akhirnya menetapkan pilihan untuk menggapai masa depan yang cerah pada kemudian hari.

Meski mengaku berat hati lantaran cita-citanya menjadi anggota Bintara Polri harus terhenti usai dinyatakan gagal tak memenuhi syarat (TMS), karena didiagnosa memiliki kelainan pada indera penglihatannya. Kini, Fahri menyatakan bahwa ia akan memilih jalan menjadi mahasiswa untuk menggapai apa yang diimpikannya.

"Jujur saja kemarin saya kan datang tuh ke tempat Ibu Hillary, dan Ibu Hillary itu banyak banget nawarin saya beasiswa, salah satunya beasiswa ke Jerman jadi dokter S1. Itu full biayanya ditanggung sama Ibu Hillary," kata Fahri saat ditemui Poskota.co.id di bilangan Kalisari, Jakarta Timur pada Jumat, 3 Juni 2022 malam.

Fahri berujar, atas segala tawaran yang diberikan oleh anggota politikus partai Nasional Demokrat (Nasdem) Hillary Brigitta Lasut itu, dirinya pun tak ingin menyia-nyiakan segala kebaikan yang diberi oleh Hillary.

"Kebetulan Ibu Hillary juga nawarin beasiswa di dalam negeri di kampus hukum. Dia kasih saya waktu tiga hari buat berpikir mau ambil di dalam negeri atau di luar negeri," ucapnya.

"Nah kalau jadi mahasiswa, saya sebetulnya pingin jadi mahasiswa hukum," sambung Fahri.

Pemuda berusia 21 tahun itu menjelaskan, alasannya ingin menjadi mahasiswa jurusan hukum, adalah karena ingin mengetahui dan memahami tentang siapa yang benar dan siapa yang salah.

"Dan saya ingin bisa membela orang yang terzalimi dengan seadil-adilnya," ungkap dia.

Anak pertama dari dua bersaudara itu pun melanjutkan, keputusannya memilih menjadi mahasiswa, adalah karena dari dorongan diri sendiri yang ingin bangkit dari segala keterpurukan yang menderanya kini.

"Saya percaya, di setiap jalan yang Allah berikan, segalanya pasti indah," papar dia.

Fahri menyebut, alasannya bercita-cita menjadi anggota Polri, ialah karena merasa terinspirasi oleh sosok seorang polisi yang dikenal karena kejujurannya, yakni mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso.

"Saya jujur saja pengen jadi anggota Polri itu karena terinspirasi sama Kapolri Jenderal Hoegeng. Soalnya menurut saya, dia sosok yang paling patut untuk ditiru. Dia jujur, tegas, juga berani menentang semua kesalahan yang ada di institusi Polri," imbuhnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan, terkait dengan alasannya bereaksi hingga sedemikian usai dinyatakan gagal menjadi anggota Polri, adalah karena adanya sebuah pernyataan yang semakin membuat hatinya teriris kecewa.

"Sebenarnya gini, saya tuh ngerasa sakit banget pas lihat omongan di video Kapolda, itu kan bilang gak ada tes-tes lagi," kata dia.

Dari apa yang telah dilakukan oleh Polda Metro Jaya, ucap dia, selain telah memupuskan harapannya menjadi anggota Polri, juga berdampak pada semakin menipisnya harapan dia untuk dapat melajutkan pendaftaran di institusi lain.

"Jadi gini, sebenarnya dari Polda sendiri kan pas 2019 bilangnya saya buta warna, nah itu seharusnya gak boleh kayak gitu, karena setahu saya ada kode etik ya, atau melanggar kode etik lah istilahnya. Nah karena hal itu juga, kecil harapan saya buat diterima di sekolah lain. Kan semua sekarang jadi tahu atau percaya kalau saya ini buta warna," terangnya.

Dia memaparkan, seharusnya Polda Metro Jaya bersikap kooperatif dengan tidak asal menyebarluaskan hasil tes kesehatan dirinya kepada publik. Sebab menurutnya, hasil tes-tes dari rumah sakit itu dapat disebarkan dengan seizin pasiennya.

"Dan meski itu saudara pun, harus punya izin dulu. Misalnya kalau kata saya boleh ya boleh, kata enggak ya enggak. Di sini saya gak dapat tuh kayak yang form persetujuan hasil tes medis saya itu boleh disebarkan atau enggak, itu saya gak dapat sama sekali," papar Fahri.

"Itu yang buat saya sangat sedih, saya ngerasa dari pihak Polda sudah membuat masa depan saya gak lagi indah karena pernyataan tersebut," sambungnya.

"Tapi jujur, dari hati yang terdalam, hal yang membebani saya itu, saya ingin tetap bisa menjadi anggota Polri. Sebab, jadi anggota Polri itu merupakan cita-cita saya dari kanak-kanak," tukasnya.

Lihat juga video “Emmeril Kahn Mumtadz Dinyatakan Meninggal, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jabar Gelar Solat Gaib”. (youtube/poskota)

Bahkan dia mengungkapkan, bahwa setiap hari ia selalu terpikirkan akan dirinya yang bisa menggunakan seragam Polri dengan logo Korps Brimob yang dibanggakannya.

"Saya selalu terbayang Bapak-Ibu saya itu bisa lihat saya pakai seragam Polri. Itu yan selalu buat saya sedih," tandas Fahri. (adam)

Tags:
Fahri FadilahGagal jadi Bintara PolriFahri Fadilah Pertimbangkan Rencana Kuliah HukumKuliah HukumBela Orang TerzalimiFahri Fadilah Kasih Kode Siap Move OnMeski Berat HatiHillary Brigitta LasutBeasiswa Kampus Hukummove on

Reporter

Administrator

Editor