Profil Fahmi Idris, Eks Menteri Perindustrian Sekaligus Politikus Senior Golkar yang Meninggal Dunia

Minggu 22 Mei 2022, 14:42 WIB
Fahmi Idris semasa hidup saat bersama putrinya, Fahira Idris. (foto: instagram/@fahiraidris)

Fahmi Idris semasa hidup saat bersama putrinya, Fahira Idris. (foto: instagram/@fahiraidris)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris sekaligus politukus senior Partai Golkar meninggal dunia pada Minggu (22/5/2022).

Fahmi menghembuskan nafas terakhir pada usia 78 tahun di RS Medistra, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Kabar duka tersebut disampaikan oleh Fahira Idris, putri Fahmi Idris lewat akun Instagram pribadinya.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah. Ayah saya, Bp. Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo. Wafat jam 10.00 wib di ICU RS Medistra," tulis Fahira Idris akun Instagramnya @fahiraidris pada Minggu (22/5/2022).

Fahmi akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Dikutip dari situs Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional, Pria kelahiran Jakarta, 20 September 1943 ini merupakan anak dari pengusaha asal Minang, Haji Idris Marah Bagindo.

Fahmi berkesempatan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Sejak menjadi mahasiswa, ia aktif organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Pada tahun 1965 hingga 1966, ia menjabat menjadi Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI. Pada masa itu merupakan masa-masa genting peralihan kekuasaan Soekarno ke Soeharto.

Namun, di tahun tersebut, ia tidak menyelesaikan kuliahnya lantaran memilih terjun menjadi Wirausaha.

Akan tetapi, di tahun 1973, ia melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Extension Universitas Indonesia dan Pendidikan Financial Management for Non-Financial Manager.

Tahun 1966 hingga 1968, Fahmi juga menjadi ketua Laskar Arief Rachmana Hakim.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Fahmi mendirikan PT Kwarta Daya Pratama, PT Karma Yudha, dan lain-lain.

Pada tahun 1980-an, usaha yang dirintis oleh Fami berkembang. Kemudian, ia juga mengajak rekan-rekan aktivis 1966 atau rekan-rekan eksponen 66 untuk menjadi pengusaha.

Kemudian, Fahmi diangkat menjadi Presiden PT Kongsi Delapan (Kodel) Grup. Perusahaan tersebut berisi kumpulan perusahaan konglomerasi di bawah Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo.

Pada tahun 1980-an, PT Kwarta Daya Pratama dinobatkan sebagai salah satu perusahaan tersukses di Indonesia. Bahkan, perusahaan itu berhasil mengembangkan hotel di kawasan elit Amerika Serikat.

Pada tahun 1984, Fahmi terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar. Kemudian sejak 1998 hingga 2004, ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar Jakarta.

Pada 7 Desember 2005 hingga 22 Oktober 2009, Fahmi menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu.

Sebelumnya Fahmi pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet yang sama sebelum digantikan oleh Erman Suparno dalam perombakan (Reshuffle) yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Desember 2005.

Masa kerja Fahmi menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 21 Oktober 2004 hingga 7 Desember 2005.

Kemudian, sejak Februari 2017, Fahmi menjadi Dewan Penasehat Ormas dan LBH Bang Japar (Kebangkitan Jawara dan Pengacara) di mana yang menjadi Ketua Umumnya adalah Fahira Fahmi Idris.

Pada April 2022 lalu, Fahmi diangkat sebagai Profesor Kehormatan Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat. (*/Syara).

Berita Terkait

News Update