JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Eksistensi Anies Baswedan dinilai hanya moncer ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Setelah jabatan habis, mantan Menteri Pendidikan itu justru akan kehilangan panggung politik jelang Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an. Ia mengatakan Anies akan menanggung kerugian politik dengan adanya kebijakan pemilu serentak pada 2024 mendatang. Sebab, ada rentang waktu di mana Anies tak lagi bisa unjuk gigi sebagai pemimpin.
Masa-masa menjelang 2024 akan mengganggu elektabilitas Anies. Menurut Ali, lama kelamaan dukungan terhadap Anies akan layu sebelum Pilpres.
"Saya memang keberatan Pilkada serentak, apalagi nanti posisi kepala daerah diisi Pelaksana Tugas (Pj) gubernur. Ini membuat posisi Anies sulit," kata Ali kepada wartawan dua hari lalu.
Kondisi itu akan memengaruhi kekuatan Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Pasalnya, kepemimpinan yang diserahkan kepada Pelaksana Tugas (Pj) Gubernur tidak akan maksimal dalam pembangunannya.
Selain itu, jangka waktu ke 2024 cukup lama sehingga akan memengaruhi peta politik para kepala daerah yang ingin maju pada Pilpres 2024. Ali menyiggung peta politik Anies Baswedan yang digadang-gadang kuat maju pada pertarungan Pilpres 2024.
"Anies Baswedan misalnya, akan habis masa jabatannya pada 2022. Saya kasihan karena dia akan kehilangan panggung politik sebelum 2024," kata Ali.
Oleh sebab itu, dia beranggapan peta politik 2022 akan sangat memberatkan calon pemimpin Indonesia jelang Pilpres 2024. Selain Anies Baswedan, terdapat nama-nama kuat lainnya yang akan terkena imbas dari adanya Pilkada Serentak 2024.
"Ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga selesai pada 2023. Nasibnya lebih baik daripada Anies sebenarnya. Namun, saya pikir tetap sama saja akan kehilangan panggung politik," tandas Ali.(*)