JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Baru-baru ini viral di jagat maya perihal lokasi asli film 'KKN Desa Penari' yang dikuak menteri BUMN, Erick Thohir di chanal yuotubenya yaksi di Rowo Bayu, Banyuwangi.
Ternyata sang sutradara film 'KKN Desa Penari', Awi Suryadi membantahnya.
"Bukan itu tempat aslinya, saya lebih mempercayai penuturan langsung dari Simple Man yang membuat cerita itu, saya nggak tahu kalau Pak Menteri Erick juga ikut mencari lokasi cerita itu," tutur Awi Suryadi, saat menjadi salah satu narasumber webinar 'Perubahan Tren Film Indonesia Pasca Covid-19 Melandai' persembahan Festival Film Wartawan Indonesia XII, baru-baru ini.
Film yang telah menembus 7 juta penonton lebih ini merupakan film terlaris bergenre horor sepanjang sejarah di Indonesia, mengingat baru dua pekan beredar di bioskop Indonesia.
Awi sendiri mengaku tak memiliki target khusus terkait jumlah penonton baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Iya, filmnya juga beredar di Malaysia dan Singapura, tapi kita nggak mikirin soal jumlah penonton," papar Alwi.
Film yang diproduski MD Pictures ini mampu memberikan kesan tersendiri di libur Lebaran Idulfitri 1443 H, yang sebelumnya sempat tertunda penayangannya pada 2020 dan 2021 karena wabah pandemi Covid-19.

Webinar Film Wartawan Indonesia XII. (ist)
Selain film 'KKN di Desa Penari', ada film 'Kuntilanak 3' yang merangkul sejuta penonton lebih.
Ledakan penonton di tengah pandemi rupanya membuat sejumlah pihak khawatir setelah film ini booming akan muncul film-film horor kelas B yang asal menakut-nakuti penonton karena ingin mengulang sukses film 'KKN di Desa Penari'.
Namun, Awi Suryadi tak khawatir.
“Penonton kita sudah lebih selektif dalam memilih film,” ujar sutradara film 'Danur: I Can See Ghosts' seraya memprediksi genre horor masih akan tren pada semester kedua 2022.
Dalam kesempatan itu, Ketua FFWI 2022, Wina Armada menganalisis karakter sosiologis masyarakat Indonesia ada dua, yakni agraris humoris dan yang gandrung hal mistis.
Zaman telah maju namun tak sedikit masyarakat Indonesia yang meyakini tempat keramat.
"Ini menunjukkan hubungan pararel pada dua faktor ini. Ini pula yang menyebabkan statistik film Indonesia meledak, umumnya film komedi dan mistis, belakangan baru drama," kata Wina Armada.
Lewat sambutan tertulisnya di awal webinar, Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Ahmad Mahendra memberikan ucapan selamat terhadap film 'KKN di Desa Penari' yang kini jadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
"Semoga sukses ini penanda bangkitnya kreativitas dan semangat para sineas di Tanah Air," tegasnya.
Webinar yang dipandu oleh Susi Ivvaty ini juga dihadiri oleh Wiwit Setya (Ketua Sub Komisi Penyensoran LSF), Djonny Syafruddin (Ketua GPBSI) dan lain sebagainya. (*/mia)