JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mantan Juru Bicara Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022) petang di Malang, Jawa Timur.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Achmad Yurianto atau kerap disapa Yuri sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto karena kanker usus besar.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan, dalam Globocan tahun 2018, kanker usus besar menduduki kanker tertinggi kedua yang diderita pria Indonesia dengan jumlah kasus baru melampaui 30.000.
Kendati demikian, Kanker usus besar alias kanker kolorektal merupakan kanker yang paling banyak diderita.
Penyebab Kanker Usus Besar
Dikutip dari Mayo Clinic, awal kanker usus besar terdapat munculnya gumpalan kecil sel non-kanker bernama polip di bagian dalam usus besar. Nantinya, Polip ini dapat menjalar dan berkembang sehingga mengakibatkan kanker usus besar.
Kendati demikian, dokter merekomendasikan untuk melakukan skrining rutin guna membantu mencegah kanker usus besar dengan mengidentifikasi dan menghilangkan polip sebelum mereka berubah menjadi kanker.
Jika polip berkembang menjadi kanker, biasanya penderita akan mengalami beberapa gejala, seperti diare dan sembeli terus menerus, pedarahan dubur atau tinja yang berdarah, kram perut, kelelahan, dan penurunan berat badan mendadak.
Meskipun Kanker usus besar merupakan kanker yang paling banyak diderita, namun para dokter belum meyakinkan pasti penyebab kanker kolorektal ini.
Secara umum, kanker usus besar dimulai ketika sel -sel sehat di usus besar mengembangkan perubahan (mutasi) dalam DNA mereka. DNA sel berisi serangkaian instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan.
Sel sehat seharusnya tumbuh dan membelah secara teratur untuk menjaga tubuh berfungsi normal.
Tetapi ketika DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel terus membelah - bahkan ketika sel -sel baru tidak diperlukan. Saat sel menumpuk, mereka membentuk tumor.
Jika dibiarkan, sel-sel kanker bisa tumbuh dan menghancurkan jaringan normal di sekitarnya.
Selain itu, risiko kanker usus besar bisa meningkat karena beberapa faktor, seperti usia lanjut, ras, riwayat polip atau kanker usus besar, peradangan usus, dan keturunan.
Gaya hidup yang buruk seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat, kurang bergerak, merokok, dan minuman alkohol juga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Risiko kanker usus besar juga bisa meningkat jika seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Misalnya diabetes, obesitas, atau sempat melakukan terapi radiasi untuk pengobatan kanker.
Pencegahan
Jika melakukan tindakan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar, meskipun seseorang tidak dapat mencegah faktor risiko tertentu penyakit kanker usus besar seperti usia dan riwayat keluarga,
Dilansir dari Healthsite, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker usus besar.
Pertama, memperbanyak asupan nabati. Dengan mengkonsumsi makanan nabati yang mencakup buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat menurunkan risiko kanker usus besar dan kanker lainnya.
Kedua, mengurangi konsumsi daging merah hingga daging olahan. Penelitian telah menemukan bahwa dengan mengurangi daging merah hingga daging olahan seperti steak, daging giling, daging makan siang, dan hot dog dapat mengurangi resiko kanker usus besar.
Ketiga, mengurangi atau mengindari konsumsi alkohol. Pedoman baru American Cancer Society merekomendasikan untuk membatasi konsumsi alkohol.
Untuk wanita, disarankan tidak mengkonsumsi alkohol lebih dari satu gelas per hari. Kemudian untuk pria tidak lebih dari dua gelas per hari.
Keempat, menghindari rokok. Perokok berada pada risiko 50 persen lebih tinggi terkena kanker usus besar daripada mereka yang tidak pernah merokok. Dengan begitu, salah satu cara untuk mengurangi risiko kanker usus besar adalah dengan mencoba berhenti.
Kelima, menjaga berat badan. Mengelola berat badan Anda adalah cara lain untuk mengurangi risiko kanker usus besar.
Menurut National Cancer Institute, orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas sekitar 30 persen lebih mungkin terkena kanker usus besar daripada mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut. Selain itu, indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar dan rektum, terutama pada pria.
Keenam, lakukan aktivitas fisik setiap hari. Olahraga teratur dapat membantu Anda mengatur berat badan dan mengurangi risiko kanker usus besar. Dan itu bukan satu-satunya manfaat.
Olahraga juga dapat meningkatkan semangat Anda, meningkatkan kesehatan mental Anda, dan bahkan membantu Anda tidur lebih nyenyak. (*)