ADVERTISEMENT

Gawat! Ditemukan Kasus Penyakit Mulut dan Kaki pada Sapi Lokal, Ini Kata Pembeli di Pasar Kramat Jati

Rabu, 11 Mei 2022 20:20 WIB

Share
Pedagang daging sapi dan seorang pembeli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (11/4/2022). (ist)
Pedagang daging sapi dan seorang pembeli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (11/4/2022). (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus daging sapi lokal yang mahal dan adanya kabar penyakit yang menghinggapi hewan ternak, ternyata pembeli tak terpengaruh dengan temuan kasus sapi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Timur.

Bahkan, meski harga daging sapi lokal saat ini lebih mahal ketimbang daging sapi impor, pembeli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur tetap memilih daging sapi lokal.

Satu pembeli, Ika menyampaikan dirinya lebih memilih membeli daging sapi lokal ketimbang daging sapi impor karena karena dari segi kesehatan lebih terjamin. Dia juga sudah terbiasa membeli daging sapi lokal.

"Saya selalu beli daging lokal karena terjamin. Bebas penyakit lah. Kalau impor kan kita belum paham juga. Selama ini saya belanja di Pasar Kramat Jati aman," ungkap Ika di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (11/5/2022).

Selain itu, Ika juga khawatir daging sapi impor sudah terkontaminasi bakteri saat dalam perjalanan dari negara asal tempat pemotongan ke Indonesia.

Ika pun berharap pemerintah meningkatkan pengawasan kesehatan hewan agar tak ada kasus sapi terinfeksi penyakit kuku dan mulut (PMK) sebagaimana kasus di Jawa Timur.

"Kalau saya setiap belanja pilih daging yang merah dan tidak berair. Harapannya ya biar sebelum dipotong dari pemerintah ada pemeriksaan dulu kesehatannya. Biar daging lokal sehat," jelasnya.

Satu pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Muhafad mengimbau warga untuk selalu waspada ketika berbelanja guna terhindar dari daging hewan berpenyakit.

Kata dia, bila ada pedagang daging sapi yang menjual harga jauh lebih murah ketimbang harga di pasaran, maka sebaiknya pembeli waspada dengan kualitas daging.

"Apalagi zaman sekarang orang berbagai macam cara untuk cari uang. Harus waspada, jangan tergiur harga murah.​ Harus tau belinya atau langganannya," terang Muhafad.

Soal ciri daging sehat, Muhafad menuturkan warna daging tak sepenuhnya menentukan kualitas sebab bergantung pada jenis sapi lokal yang dipotong di tempat pemotongan hewan.

Muhafad menyarankan agar pembeli memilih berdasarkan tekstur, seperti jangan membeli daging sapi bila kondisinya terlalu lembek atau tak padat, berlendir, dan banyak kandungan airnya.

"Tidak benyeyeh. Karena kita juga kalau dagang mencari kualitas yang bagus, biar enak dan menarik pembeli kan. Kalau dagingnya busuk, jelek yang enggak ada mau beli," jelasnya.

Dikabarkan sebelumnya, pemerintah menemukan kasus sapi di Jawa Timur terjangkit PMK sehingga menimbulkan keresahan warga dengan kualitas daging sapi yang beredar di pasaran saat ini.

Tak hanya daging sapi lokal, warga khawatir dengan kualitas daging sapi impor karena takut daging yang mereka beli untuk dikonsumsi berasal dari hewan berpenyakit. (ardhi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT