ADVERTISEMENT

Mufti Rusia Keluarkan Fatwa Perang Suci Lawan Ukraina, Umat Islam Diserukan Berjihad dengan Ganjaran Syahid!

Rabu, 11 Mei 2022 20:05 WIB

Share
Kondisi pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina. (Foto: twitter/Russiavsworld)
Kondisi pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina. (Foto: twitter/Russiavsworld)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pimpinan Mufti Rusia, Talgat Tadzhuddin mengeluarkan fatwa agar umat Islam Rusia ikut berperang menggempur Ukraina.

Bahkan Talgat yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Direktorat Spiritual Muslim Rusia menyatakan perang dengan Ukraina sebagai jihad dan setiap orang muslim yang tewas dalam pertempuran tersebut akan mati syahid.    

Fatwa ini ia sebutkan dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia (UEA). Dalam wawancara itu, Talgat memberikan contoh kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dan kekuatan Barat. Ia juga menyinggung sejarah pendudukan musuh terbesar Rusia yaitu Amerika Serikat yang memusnahkan penduduk asli, tak boleh terulang.

“Direktorat Spiritual Muslim Pusat di Rusia mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam yang ambil bagian dalam perang Ukraina saat berpartisipasi lalu meninggal maka dianggap mati syahid. Sebab ini adalah perang suci untuk membela tanah air," ucap Talgat Tadzhuddin seperti dikutip Hops.ID dari laman Middle East Media Research Institute, Rabu, (11/5/2022).

Melanjutkan pernyataanya, Tadzhuddin menyerukan fatwa wajib bagi umat Islam di Rusia untuk turut serta berperang. Menurutnya peperangan ini adalah perang suci demi mempertahankan tanah air. "Muslim juga harus berpartisipasi dalam perang ini karena 20 persen tentara negara kita (Rusia) terdiri dari muslim,” katanya.

Dalam video wawancara yang diterjemahkan oleh Middle East Research Institute ini, Tadzhuddin mepaparkan alasan mengapa perang Rusia-Ukraina disebut perang suci demi membela tanah air.

Pandangannya sebenarnya berkaca pada sejarah ketika Ukraina yang merupakan tetangga Rusia, menjadi gerbang masuknya tentara fasis Jerman pada era Perang Dunia II.

Sejarah kelam ini dikhawatirkan akan terulang kembali ketika Amerika Serikat mulai menyusupkan paham-paham barat ke Ukraina. Tadzhuddin juga menghubungkan soal kemiripan sejarah pendudukan Amerika Serikat yang memusnahkan warga Amerika asli dengan perang Rusia-Ukraina.

“Kami sedang membela tanah air kami. Ukraina adalah tetangga kami. Dari sana pada tahun 1941, jutaan tentara fasis Jeman memasuki Rusia. Orang tua kami dan kakek saya melawan mereka sampai ke Berlin, jadi ini tidak terbantahkan,” ucapnya.

“Di Amerika, ketika mereka mendirikan negara mereka, mereka mulai dengan memusnahkan orang India dan Bison. Di sini (Ukraina) mereka mendirikan negara mereka. Apakah ini harus terulang seperti di Irak, di Libya, di Suriah atau di Afghanistan,” pungkasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT