JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang kakek berusia 64 tahun, menjadi korban perampasan saat sedang turun di tangga penyebrangan Halte Busway Taman Anggrek, Jakarta Barat.
Korban mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah, akibat barang berharganya dibawa kabur pelaku,
Keluhan tersebut langsung disampaikan oleh sahabat korban ke Redaksi Poskota beberapa hari lalu. Dari surat yang diterima disebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada 17 Maret 2022 lalu.
"Barang korban berupa dua kamera Pocked, satu Ipad, satu Blackberry, satu hape samsung Galaxy dirampas wanita muda yang memakai baju merah jambu tanggal 17 Maret 2022 hari Kamis jam 10 pagi ," tulisnya pada Poskota.
Perampasan terjadi di turunan tangga Halte Busway arah Slipi . "Total kerugian Rp 48 juta rupiah ke atas," kata seseorang yang mengaku teman korban melalui sebuah surat.
Poskota mencoba mendatangi lokasi Halte Busway yang merupakan tempat korban dirampas. Di sana nampak situasi di sekitar lokasi cukup ramai. Bahkan sepanjang Halte nampak diterangi dengan lampu.
Disepanjang Halte nampak lampu menerangi sepanjang jalan. Bahkan lampu tersebut tampak terang dan masih menyala.
Menurut salah satu warga di sekitar lokasi, Saifudin (40) mengatakan dirinya tidak mengetahui secara pasti kejadian yang menimpa korban dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah tersebut.
Namun dia mengakui bahwa, di lokasi tersebut memang beberapa kali terjadi kasus penodongan. Namun penodongan yang dilakukan rata-rata dilalukan di pinggir jalan dekat Halte Busway tersebut.
"Ga sering sih ya, tapi memang suka ada penodongan. Biasanya korbannya lari ke sini kalo abis ditodong (bekas pom bensin depan Halte)," ujarnya kepada poskota.co.id saat ditemui.
Menurut Saifudin, pelaku yang melakukan penodongan umumnya masih berusia remaja. Mereka dalam melakukan aksinya tidak sendirian dan selalu berkelompok.
"Kebanyakan masih remaja pelakunya. Nah mereka ga sendiri, biasanya temennya itu udah ada yang di sana (Halte) sama di sini (pinggir jalan)," papar Saifudin.
Aksi penodongan yang dilakukan para pelaku, lanjut Saifudin, biasanya dilakukan pada malam hari, saat kondisi dan situasi di lokasi tersebut sudah sepi orang.
"Biasanya di atas jam 10 malam kejadian. Mereka bawa sajam buat nodong," paparnya.
Dia menuturkan, aksi penodongan yang dilakukan dimanfaatkan oleh pelaku karena situasi di sekitar lokasi ketika sudah larut malam mulai sepi. Sebab pada pagi sampai sore, di lokasi tersebut masih ramai.
"Karena sepi mungkin. Kalo di atas jam 10 kan gimana sepi gitu kan," bebernya.'
Sementara itu, salah satu petugas yang berjaga di Halte yang tidak diketahui namanya mengatakan, tidak mengetahui adanya aksi perampasan yang menimpa korban tersebut.
"Ga tau soal kejadian itu. Kayanya belum ada orang yang dirampas di Halte ini," katanya.
Dia mengatakan, di sekitar Halte sudah ada beberapa kamera pengawas yang terpasang. Cctv tersebut menyorot ke segala arah, sehingga terpantau aktifitas pengguna Transjakarta.
"Kalau di tangga turunan itu kan bukan punya Jakpro, di sana memang ga ada cctv nya. Kalau di Halte cctv banyak dan pasti ketahuan kalau ada perampasan atau penodongan," jelasnya.
Pengguna Transjakarta, Ismy (34) mengatakan dirinya yang kerap turun di Halte Busway Taman Anggrek tersebut memgaku belum pernah melihat, apalagi merasakan langsung dirampas ataupun ditodong oleh orang.
"Selama ini belum pernah denger ya, saya juga ga pernah ngalamin. Saya biasanya turun di sini, kan rumah ngekos di dalam tuh (sebrang halte), saya juga sering pulang malam sampai jam 10 pernah tapi aman sih," ucapnya.
Ismy menuturkan, ketika sudah malam hari, situasi di sekitar lokasi memang sepi, namun dia selalu berhati-hati dan langsung menuju ke kosan.
"Saya biasanya langsung ke kosan aja gak pernah mampir ke mana mana. Kalau sudah dekat kosan baru saya biasanya ke warung sebentar buat jajan segala macem," tuturnya. (Pandi)