Warji Bin Sanadi (40), salah seorang porter di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (8/5/2022). (Foto: ardhi) 

Jakarta

Romantika Kehidupan Seorang Porter Terminal Bus Kampung Rambutan, Bersaing dengan Porter Gadungan

Minggu 08 Mei 2022, 23:59 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Berprofesi sebagai petugas angkut barang atau porter tidaklah mudah. Mereka mesti mengangkat beban hingga puluhan kilo dengan penghasilan tak pasti.

Hal tersebut seperti yang dirasakan Wajri Bin Sanadi (40). Sejak tahun 2017, dia sudah bekerja sebagai porter di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

Selama itu, dirinya mengaku sudah mengalami suka duka menjadi porter. Ya, romantika khidupan. Di antaranya Warji pernah mengangkut karung berisi beras seberat 50 hingga 60 kilogram dari area parkir kendaraan umum menuju lobi tujuan ke Padang.

Karung beras itu disebut sebagai barang yang paling berat yang pernah diangkut olehnya.

"Waktu itu angkat beras sekitar 50-60 kilo lah. sendirian, cuman dibantu pas angkat doang. Selebihnya saya pikul," ucap Warji kepada wartawan, Minggu (8/5/2022)
Dengan barang yang begitu berat, Warji  hanya mematok harga senilai Rp10 ribu rupiah untuk sekali angkut barang penumpang.

Dia pun hanya berharap dari belas kasih penumpang yang berbaik hati untuk memberi imbalan lebih.

"Kalau (tarif) porter enggak ada ukuran (barang) besar kecil, bayar ya Rp10 ribu kalaupun bayar lebih besar itu karena kebaikan orang itu," jelas Warji.

Kini, tatkala angka penularan pandemi menurun dan pemerintah memperbolehkan warga untuk melakukan mudik Lebaran, Warji mensyukuri hal tersebut.

Sebab, Warji kembali bisa bekerja sebagai porter usai sebelumnya dia sempat berhenti dan memilih bercocok tanam di kampung halamannya, Bengkulu.

Kendati demikian, penghasilan Warji sebagai porter masih dibilang minim. Kala pandemi berlangsung, rata-rata Warji hanya bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu.

Berbeda kondisi ketika pandemi belum menerpa Indonesia, dirinya mengaku bisa meraup pendapatan hingga Rp200 ribu per hari hasil mengangkut 20 barang penumpang.


"Setelah adanya pandemi ini agak susah dapat pelanggan, kalau dulu sebelum pandemi bisa 20 kali panggulan ya dapat penghasilan sekitar Rp200 ribu lah," tuturnya.

Hal itu disebabkan, sepinya penumpang yang melakukan perjalanan ke luar kota plus karena penumpang juga ada yang menolak saat ditawari jasa angkut barang.

"Kalau sekarang penghasilan agak sedikit lumayan ya karena terminal ini juga udah buka, tapi penumpang kan ada yang dijemput jadi agak sulit juga buat porternya (dapat penghasilan)," jelasnya.

Dari pukul 05.30 WIB pagi hingga pukul 11.00 WIB siang lanjut pukul 16.00 WIB sore sampai  21.00 WIB malam, Wajri berharap agar ada satu atau dua penumpang bahkan lebih yang mau barang bawaannya diangkut.

Dia pun mengimbau agar penumpang yang turun dari bus antar kota antar provinsi (AKAP) agar seyogianya jeli dalam memilih porter jasa angkut barang.

Sebab, kata Warji, ada pula porter gadungan yang masuk ke lingkungan Terminal Bus Kampung Rambutan. Lalu berbuat kriminal dengan mencuri barang milik penumpang tersebut.

"Ada waktu itu kawan kita yang ditangkep disangka dia yang menghilangkan barang tapi ternyata bukan dia, ada yang ngaku-ngaku jadi porter," ucap Warji.

Kata Warji, porter resmi biasa memakai seragam sedangkan porter gadungan hanya memakai pakaian bebas.

"Jasa kuli panggul resmi memakai seragam kalau yang bukan kuli panggul resmi pakai baju biasa," jelas Warji.

Warji menambahkan untuk bekerja sebagai porter, dirinya didata terlebih dahulu.

"Masuk porter enggak sembarangan kita didata KTP, Kartu Keluarga (KK) untuk identitas kita. Apabila melakukan tindak pidana kita menerima konsekuensinya," jelas Warji.

Kini, petugas porter di Terminal Bus Kampung Rambutan jumlahnya menurun. Sebab pandemi membuat sebagian dari mereka memilih untuk pulang ke kampung halaman untuk bercocok tanam.

"Sebenarnya banyak, tapi karena pandemi pada balik ke kampung. Kalau dulu mencapai 50 orang lebih, sekarang sekitar 20 orang," terangnya. (Ardhi)

Tags:
porterRomantika KehidupanPorter Terminal Bus Kampung RambutanPorter GadunganSeorang porter

Reporter

Administrator

Editor