JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – NASA menyampaikan akan adanya sebuah asteroid yang bisa lebih besar dari gedung tertinggi di dunia, yang akan terbang melewati bumi, pada pekan depan.
Diketahui, asteroid yang disebut 467460 (2006 JF42) itu, diperkirakan memiliki diameter hingga 2.755 kaki.
Ini berarti bisa lebih lebar dari ketinggian gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa, yang setinggi 2.717 kaki, di Dubai.
Dilansir dari Newsweek, Rabu (4/5), Batu antariksa itu akan berada paling dekat dengan planet kita, pada Senin, 9 Mei, sekira pukul 20:13 EDT.
Kemudian, menurut Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) NASA, asteroid tersebut diperkirakan akan melaju dengan kecepatan sekitar 25.300 mil per jam
Meskipun begitu, bumi dikabarkan akan tetap aman. Pada titik terdekatnya dengan planet kita, yang dijuluki "pendekatan dekat" oleh CNEOS.
2006 JF42 masih akan berjarak sekitar 3,5 juta mil, lebih dari 10 kali jarak antara bumi dan bulan.
Sementara itu, JF42 2006 diklasifikasikan sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya, atau PHA. Hal ini karena potensinya untuk membuat lintasan dekat yang mengancam oleh bumi.
2006 JF42 adalah pengunjung yang cukup teratur ke Bumi karena mengorbit Matahari, melewati planet bumi sekali setiap beberapa tahun atau lebih pada sekitar waktu yang sama tahun menurut data orbit.
Bahkan, terkadang ia akan melewati bumi pada jarak yang lebih dekat daripada yang lain. NASA memprediksikan ada asteroid yang akan melewati bumi, pada jarak sekitar 2,1 juta mil, pada 5 Mei 2033.
Pemuda Penyapu Koin di Indramayu Kembali Hadir Saat Mudik Lebaran 2022
Sebagai informasi, asteroid melewati bumi sepanjang waktu pada berbagai jarak dan ukuran. Diperkirakan sekitar 100 ton debu antariksa melayang ke permukaan bumi setiap hari.
Asteroid melewati bumi sekitar 10.000 tahun sekali atau lebih, menyebabkan bencana lokal atau mungkin gelombang pasang.
Para ilmuwan terus-menerus melacak ribuan asteroid untuk tujuan pertahanan Bumi dan telah menemukan cara teoretis untuk mencegah dampak batu ruang angkasa yang akan datang.
Tahun lalu NASA meluncurkan misi Double Asteroid Redirection Test (DART), yang akan menjadi uji praktis teknologi yang dapat mengubah arah asteroid di luar angkasa. (Ibriza)