Kendati demikian dia mengeluh ihwal masih minimnya persediaan untuk kebutuhan balita.
"Belum semua sih, kayak kebutuhan anak ini belom. Kayak minyak telon, bedak. Pampers aja saya beli sendiri," jelasnya.
"Terus juga pakaian dalam juga belum ada buat kita orang dewasanya," imbuh Siti.
Mendapat musibah itu, Siti hanya bisa bersabar. Saat ini sabar adalah satu-satunya kata yang mesti dia jalani.
"Ya harus ikhlas dan ridha, harus gimana lagi. Udah takdirnya Allah ngasih begini. Harus lebih sabar lagi," tuturnya.
Dituturkannya, peristiwa kebakaran itu terjadi sekira pukul 20.30 WIB.
Saat itu, dirinta yang baru pulang Bukber dengan keluarga, tak percaya jika rumahnya ludes terbakar.
"Kejadian sekitar 20.30 WIB. aku lagi di luar lagi buka bersama bareng keluarga. Jadi apinya sudah merambat ke mana-mana. Saya enggak bisa nyelametin apa-apa. Udah enggak bisa masuk ke dalam rumah," ungkap Siti yang berprofesi sebagai pedagang es.
Sementara, berdasarkan data Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, dala musibah tersebut sekitar 400 bangunan berupa rumah dan toko, ludes terbakar.
Adapun area yang terbakar kurang lebih seluas 1.200 meter persegi dengan kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar. (ardhi)