Waduh! Jelang Arus Mudik, PO Bus di Terminal Terpadu Pulogebang Keluhkan Adanya Terminal Bayangan

Sabtu 23 Apr 2022, 23:53 WIB
Suasana terminal bayangan di Jalan Latumentan, Grogol, Jakarta Barat. (foto: poskota/pandi)

Suasana terminal bayangan di Jalan Latumentan, Grogol, Jakarta Barat. (foto: poskota/pandi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jelang arus mudik, Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur mengeluhkan adanya terminal bayangan pada mudik Lebaran 2022.

Kepala Ageng PO Lorena Karina di Terminal Terpadu Pulogebang, Asik Heriyanto mengeluhkan keberadaan terminal bayangan karena membuat jumlah penumpang sepi.

Menurutnya, penumpang lebih dominan memiliki berangkat dari terminal bayangan lantaran tak mesti memenuhi prosedur protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19.

"Kemarin memang sempat rapat dengan Ditjen Perhubungan Darat terkait itu, tapi faktanya enggak ada (penindakan)," ungkap Asik di Terminal Terpadu Pulogebang, Sabtu (23/4/2022).

Dia memberi contoh, masih sepinya Keberangkatan penumpang di Terminal Terpadu Pulogebang saat ini yang bahkan belum mencapai 2.000 penumpang per hari.

Menurut dia penumpang lebih memilih berangkat dari terminal bayangan seperti di kawasan Pasar Rebo, Pasar Induk Kramat Jati, Pangkalan Jati, hingga Sumber Arta.

Sementara PO di terminal resmi seperti di Terminal Terpadu Pulogebang tiap bulan mesti membayar restitusi ke pemerintah daerah sebesar Rp300 ribu.

"Protokol kesehatan di terminal dipeketat sama dengan bandara. Masuk harus pakai aplikasi PeduliLindungi. Padahal menurut saya enggak bisa disamakan," ungkapnya.

Asik menuturkan meski protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di bandara diperketat tapi warga tidak memiliki pilihan lain selain mematuhi.

Para penumpang tetap mematuhi protokol kesehatan karena tidak memiliki pilihan selain berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta atau Halim Perdanakusuma.

"Sementara kalau terminal kan enggak. Kalau di sini (Pulogebang) dipeketat warga bisa berangkat dari terminal bayangan, enggak harus pakai PeduliLindungi," jelasnya.

Kata Asik, dirinya tak keberatan dengan adanya penerapan prokes bila terminal bayangan diberangus.

Dia berharap agar pemerintah memberantas terminal bayangan, agar penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) beralih ke terminal resmi.

"Kalau pemerintah bilang mau menindak ya berarti peraturan aplikasi PeduliLindungi diterapkan setelah terminal bayangan ditindak," ucap Asik.

Sementara itu, petugas tiket PO Pahala Kencana di Terminal Terpadu Pulogebang, Aji Hasan Basri juga mengeluhkan adanya terminal bayangan pada mudik hari raya Idulfitri 1443 Hijriah.

Menurut dia, masalah terminal bayangan jadi masalah tahunan yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat maupun  daerah.

"Dulu pernah memang ada penindakan terminal bayangan sampai hampir rapih. Tapi sekarang seperti ini lagi, banyak agen-agen di pinggir jalan," terang Aji. (ardhi)

 

Berita Terkait
News Update