BANJARMASIN, POSKOTA.CO.ID - Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) sekaligus mantan Walikota Banjarmasin, H Muhidin, tengah menjadi perbincangan. Ia mengumpulkan uang puluhan miliar rupiah untuk disumbangkan ke masjid-masjid di Banjarmasin.
Apa yang dilakukan H Muhidin tentu merupakan perilaku yang mulia. Terlebih, dirinya merupakan seorang pemimpin di daerahnya, Kalsel.
Namun, tahukah Anda siapakah sosok H Muhidin? serta bagaimana sepak terjangnya dalam dunia politik Indonesia?
Berikut ini Poskota.co.id sajikan profil lengkap dari H Muhidin.
Profil H Muhidin
Muhidin, merupakan seorang politikus Partai Amanat Nasional. Ia memulai karirnya sebagai guru olahraga di SMPN Binuang 1, lalu terjun ke bisnis batu bara pada 1996.
Pria kelahiran Binuang, pada 6 Mei 1958 ini terpilih menjadi Wali Kota Banjarmasin periode 2010-2015 berpasangan dengan Wakil Wali Kota M Irwan Anshari.
Pada 2014, Bareskrim pernah menetapkannya menjadi tersangka pemberi uang kepada Bupati Tanah Laut, Adriansyah.
Adapun kasusnya tersebut terkait pengurusan izin tambang perusahaannya, PT Binuang Jaya Mulia. Namun, penyidikan kasus ini dihentikan pada Juli 2014.
Usai menjadi wali kota, Muhidin maju dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Selatan 2015 berpasangan dengan GustiFarid Hasan Aman melalui jalur independen. Mereka kalah dari pasangan Sahbirin Noor-Rudy Resnawan.
Muhidin dua kali tercatat sebagai calon kepala daerah dengan jumlah kekayaan terbanyak.
Pada Pilgub 2015, hartanya mencapai Rp 57 miliar. Pada Pilgub Kalimantan Selatan 2020, Muhidin kembali menjadi calon paling tajir dengan harta Rp 674 miliar.
Muhidin menjabat sebagai Ketua DPW PAN Kalimantan Selatan. Kemudian pada Pilpres 2019, Muhidin dan pengurus DPW PAN Kalimantan Selatan mendukung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin.
Rest Area Saat Mudik Lebaran 2022 Dibatasi Hanya 30 Menit, Ini Alasannya!
Dukungan itu berseberangan dari sikap partainya yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Oleh karena itu, Muhidin dijatuhi sanksi.
Disebut-sebut, peralihan dukungan yang dilakukan Muhidin ini merupakan pengaruh dari Haji Isam. (Ibriza)