AFGHANISTAN, POSKOTA.CO.ID - Kelompok yang berafiliasi pada ISIS pada hari Jumat (22/4/2022) mengklaim atas rangkaian pemboman sehari sebelumnya yang menyasar minoritas Muslim Syiah Afghanistan.
Sementara Pakistan mengeluarkan peringatan ancaman ISIS di Provinsi Punjab timur.
Yang paling mematikan dari tiga pemboman pada hari Kamis yakni ledakan di dalam masjid Syiah di utara Mazar e Sharif. Pejabat rumah sakit mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dan 40 lainnya terluka.
Bom lainnya pada hari yang sama meledak di dekat sekolah anak laki-laki di ibu kota Afghanistan, Kabul, di lingkungan Dasht e Barchi yang mayoritas penduduknya Syiah.
Di Kunduz utara, bom melukai 11 mekanik yang bekerja untuk penguasa Taliban di negara itu.
Dikutip dari Associated Press, Taliban sejak berkuasa Agustus lalu memerangi afiliasi baru ISIS yang dikenal sebagai ISIS di Provinsi Khorasan atau ISIS-K yang terbukti menjadi tantangan keamanan yang sulit bagi Afghanistan.
Unit intelijen Taliban pada November lalu melakukan serangan besar-besaran terhadap tempat persembunyian ISIS-K di Provinsi Nangarhar timur.
ISIS-K dalam pernyataan pada Jumat mengatakan alat peledak yang menghancurkan masjid Sai Doken Mazar e Sharif disembunyikan di dalam tas yang ditinggalkan di antara sejumlah jemaah. Ledakan terjadi ketika mereka tengah sembahyang.
"Ketika masjid dipenuhi dengan orang-orang yang bersembahyang, peledak dipicu dari jarak jauh," bunyi pernyataan ISIS yang mengklaim bahwa 100 orang terluka.
Taliban mengatakan mereka telah menangkap seorang mantan pemimpin ISIS-K di Provinsi Balkh utara.
Zabihullah Noorani, Kepala Departemen Informasi dan Budaya di Provinsi Balkh, mengatakan Abdul Hamid Sangaryar ditangkap sehubungan dengan serangan masjid hari Kamis.
ISIS-K relatif tidak aktif di Afghanistan sejak November lalu. Tetapi dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan serangannya di Afghanistan dan di negara tetangga Pakistan. Mereka membidik komunitas Muslim Syiah.
ISIS-K mendirikan markasnya di Afghanistan timur pada tahun 2014 dan dituduh atas sejumlah serangan di Afghanistan. ***