AS, POSKOTA.CO.ID - Peringatan 107 tahun dimulainya genosida Armenia dihadiri Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Sebanyak 1,5 juta orang Armenia dideportasi, dibantai, atau digiring menuju kematian mereka dalam kampanye pemusnahan massal tersebut.
Dia mengeluarkan pernyataan untuk mengenang peristiwa tersebut. Namun pernyataan itu tidak menyinggung invasi Rusia ke Ukraina yang disebut sebagai genosida oleh Joe Biden.
Dia menggunakan peringatan itu untuk menetapkan seperangkat prinsip kebijakan luar negeri ketika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mempersenjatai Ukraina dan menjatuhkan sanksi atas Rusia.
“Kami memperbarui janji kami untuk tetap waspada terhadap pengaruh korosif kebencian dalam segala bentuknya,” kata Joe Biden pada Minggu (24/4/2022) seperti dikutip dari VOA.
“Kami berkomitmen kembali untuk berbicara dan menghentikan kekejaman yang meninggalkan bekas luka abadi di dunia.”
Para pejabat Ottoman pada 1915 menangkap para intelektual dan tokoh masyarakat Armenia di Konstantinopel atau yang sekarang dikenal Istanbul.
Pernyataan Joe Biden tersebut mencatat bahwa peristiwa pada 24 April itu merupakan awal dari genosida.
Para pejabat Turki marah dengan deklarasi Biden setahun lalu.
“Kami menolak dan mengecam keras pernyataan Presiden AS mengenai peristiwa tahun 1915 yang dibuat di bawah tekanan kelompok radikal kalangan Armenia dan kelompok-kelompok anti Turki,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Turki. ***