Presiden Jokowi: Jangan Ada di Antara Kita Merasa Lebih Baik atau Lebih Suci dari yang Lain

Rabu 20 Apr 2022, 07:22 WIB
Presiden Joko Widodo saat sambutan menghadiri Nuzulul Quran. (Foto: biro pers)

Presiden Joko Widodo saat sambutan menghadiri Nuzulul Quran. (Foto: biro pers)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo Jokowi) menegaskan jangan sampai ada diantara kita merasa lebih baik dari yang lain, atau merasa lebih suci dari yang lain.

"Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain," terang Kepala Negara.

Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya secara virtual pada acara Peringatan Nuzulul Quran Tingkat Kenegaraan 1443 H, yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa malam (19/4/2022).

"Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain," tutur Jokowi.

Presiden menegaskan kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote yang sejatinya perlu dikedepankan untuk kepentingan bersama, dikontribusikan untuk kemanfaatan bersama.

Jokowi juga mengajak umat Islam di seluruh Tanah Air untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. 

"Saya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur," ujar Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan bahwa peringatan Nuzulul Quran merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadan sehingga umat Islam dapat mengingat diturunkannya Al-Quran kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi hidup dan kehidupan manusia.

 "Al-Qur’an merupakan mukjizat dari Allah SWT yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al-Quran adalah petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Sebagai peringatan, sebagai rahmat, sebagai penjelas, sebagai berita gembira, dan bahkan sebagai obat bagi hati yang sedang duka dan sakit," ungkapnya.

Sebagai bangsa yang berketuhanan, Presiden mengatakan bahwa kita semua dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

 Selain itu, katanya, konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman ini merupakan kehendak Allah Swt.

News Update