"Selang beberapa lama setelah dijahit mata saya merasa remang-remang dan kuping saya berdengung yang sebelah kiri," tambahnya.
Ia menegaskan, dirinya tidak mengetahui pasti asisten yang menanganinya sudah berpengalaman atau tidak.
Setelah kemaluannya dijahit, ia harus di rujuk ke rumah sakit swasta.
"Saya disarankan untuk di rujuk ke RS karena darah HB saya rendah, mungkin banyak darah yang keluar," ujarnya.
Jadi, kata NA, sesampainya di RS jahitan yang sebelumnya diperiksa kembali oleh pihak RS.
"Dibilang nya jahitan saya gak rapih, sama bidan AS itu, lalu dibongkar, diperbaiki dan dijahit ulang, setelah itu masih ada aja darah yang keluar, mereka periksa lagi kebagian yang lebih dalam, kebagian mulut rahim dan ternyata mulut rahim saya robek juga," paparnya.
Karena kemaluannya terus mengeluarkan darha akhirnya NA harus rela dilakukan transfusi darah.
"Saya ini udah hampir tiga bulan masih ngerasain sakit dan itu makin sakit, jadi setiap saya melakukan gerakan kaya berdiri, jalan segala macam itu ngerasa sakit banget, kaya ketarik kebawah," cerita NA.
Puncaknya pada Sabtu 16 April 2022 lalu, tiba-tiba dari dalam vaginanya ke luar kain berbentuk bulat.
Ia menduga kuat bahwa selama hampir tiga bulan rasa nyeri di bagian vaginanya disebabkan oleh kain tersebut.
"Tadi didampingi suami menanyakan kembali ke pihak rumah sakit dan tadi bidan yang menangani saya bilang minta maaf ke saya, beliau minta maaf sebesar-besarnya ke saya, dia merasa itu kesalahan dia dan teamnya, dia bilang kalau si kain kasa itu ia simpan waktu pendarahan di bagian vagina, tapi sudah ia sampaikan ke teamnya kalau itu harus dicabut tapi ternyata oleh rekannya tidak dicabut," ujarnya menirukan ucapan pihak RS.
NA berharap pihak Rumah Sakit bisa bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.