ADVERTISEMENT

Bohong Soal Big Data, Rocky Gerung: Harusnya Luhut Sudah Dipecat Jokowi dari Dua Minggu Lalu

Jumat, 15 April 2022 16:22 WIB

Share
Rocky Gerung mengatakan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan harusnya sudah dipecat Jokowi dua minggu lalu (Foto: dok. poskota/tangkapan layar ILC)
Rocky Gerung mengatakan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan harusnya sudah dipecat Jokowi dua minggu lalu (Foto: dok. poskota/tangkapan layar ILC)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Hal itu dia sampaikan karena Presiden Jokowi nyatanya tak memecat menteri-menteri yang menyuarakan penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga peridoe.

Rocky mengatakan, ketidak percayaan ini akan menimbulkan ketegangan di kemudian hari.

"Mahasiswa akan tetap ngotot bahwa presiden tidak bisa percaya. Itu intinya," kata Rocky.

Sebelumnya, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM SI menggelar aksi demo di depan DPR RI, Senin (11/4).

 

Salah satu tuntutan yang disampaikan ialah menolak penundaan Pemilu 2024 dan jabatan presiden 3 periode.

Meski demikian, substansi unjuk rasa nampaknya pudar karena peristiwa pengeroyokan Ade Armando yang “kebetulan” terjadi saat unjuk rasa tersebut.

Sementara, pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengatakan citra Luhut makin memburuk lantaran tak pernah membuktikan klaim big data penundaan pemilu tersebut.

Menurutnya, tindakan Luhut yang membohongi publik ini pantas diganjar dengan pidana penjara.

Refly menerangkan, apa yang disampaikan Luhut sebenarnya lebih berbahaya dibanding para pengkritik pemerintah. Klaim Luhut soal 110 juta pengguna media sosial yang ingin pemilu ditunda justru memunculkan keonaran yang lebih luas daripada para pengkritik pemeritah.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT