ADVERTISEMENT

Gegara Protes Parkir Berbayar, Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Diduga Diintimidasi oleh Oknum Operator: Bawa Kampak

Kamis, 7 April 2022 22:44 WIB

Share
Spanduk protes mahasiswa Universitas Trisakti yang diduga mengalami intimidasi oleh pengelola parkir kampus. (pandi)
Spanduk protes mahasiswa Universitas Trisakti yang diduga mengalami intimidasi oleh pengelola parkir kampus. (pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Fauzan Raisal Misri, diduga dianiaya saat melakukan penyegelan mesin parkir di halaman Kampus Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (7/4/2022).

Tak sendiri, beberapa mahasiswa lainnya yang saat itu melakukan penyegelan diduga juga ikut mendapat intimidasi yang dilakukan oleh pihak otorita (security).

Menurut saksi, FA (19), di malam penyegelan pada Rabu (6/4/2022), salah seorang senior yang sudah alumni yang diduga menjadi bagian dari operator parkir, melakukan kekerasan terhadap Fauzan.

"Kita itu dibarisin di depan kantor otorita (security). Terus Fauzan itu seperti diintimidasi. Dia dibentak-bentak gitu," kata FA saat ditemui di kampusnya, Kamis (7/4/2022) malam.

Selain dibentak, kata FA, Fauzan juga menerima sejumlah tindak kekerasan dari oknum tersebut.

Fauzan sempat ditoyor pada bagian kepala dan ditendang di bagian kaki.

Selain itu, oknum tersebut juga sempat mengeluarkan senjata tajam sejenis kapak di hadapan mahasiswa.

"Dia (otorita) ngangkat kapak kayak mau memancing kita untuk menghancurkan alat parkir. Dia bilang, 'tanggung nyegel-nyegel, kita hancurin aja bareng-bareng', kata dia nantang gitu. Tapi enggak dilakuin," ungkap FA.

FA menyebut senjata tajam itu memang tidak untuk mengancam mahasiswa secara langsung, namun oknum beberapa kali menggebrakkan kapak tersebut ke tempat sampah.

Setelah itu, lanjut FA, Fauzan kemudian diajak berbicara dengan pihak otorita di ruangannya seorang diri.

"Yang lain enggak boleh masuk. Kita khawatir, karena berjam-jam enggak boleh keluar, dan kami enggak ada yang boleh menengok kondisinya," kata FA.

Akhirnya, Fauzan baru keluar sekitar dua jam kemudian. Setelahnya baru melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Barat.

"Dari sana kita antarkan ke kantor polisi untuk membuat laporan," imbuh FA.

FA menceritakan alasan penyegelan mesin parkir bisa terjadi. Alasanmya, mahasiswa kecewa atas besarnya biaya parkir yang dipatok Rp 2.000 per jam, dan berlaku kelipatan tanpa batas.

"Akhir-akhir ini kita dapat laporan bahwa parkiran ini keluar biaya bahkan sampai Rp26 ribu," kata salah satu saksi.

Selain itu, mahasiswa juga menduga adanya klaim sepihak antara pihak otorita serta mahasiswa soal penerapan parkir berbayar.

"Perjanjian awalnya itu mahasiswa enggak bayar kalau ngomongin perjanjian itu harusnya dua belah pihak tanda tangan atau setuju, tapi isi perjanjian satu pihak doang atas pihak dia (pengelola) sendiri dan Presma Universitas Trisakti enggak tanda tangan, jadi sepihak," kata FA.

Diselidiki Polisi

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan pihaknya baru menerima laporan soal dugaan penganiayaan Presma dan mahasiswa lainnya hari ini.

Laporan tersebut terlampir dengan nomor polisi: LP/B/316/V/2022/SPKT/POLRES METRO JAKARTA BARAT/POLDA METRO JAYA. Kamis (7/4/2022).

Saat ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.

"Baru ada LP masuk hari ini. Masih kita selidiki," pungkasnya. (pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT