Ilustrasi tradisi Ramadhan. (Foto: Freepik).

Travel

Menarik! Inilah Tradisi Unik Ramadhan di Berbagai Negara

Rabu 06 Apr 2022, 13:03 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ramadhan tidak hanya sekadar menjalankan ibadah puasa, melainkan terdapat tradisi, budaya, dan sejarah di dalamnya.

Muslim di seluruh dunia merayakan bulan ini dengan perayaan meriah dalam rangka bulan yang suci di berbagai wilayah mereka dan telah diturunkan dari generasi ke generasi. 

Ingin tahu bagaimana orang-orang di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan? Berikut beberapa tradisi Ramadhan dari berbagai negara!

1. Mesir

Setiap tahun, warga Mesir merayakan Ramadhan dengan Fanous. Fanous adalah lampu berwarna cerah yang menandakan persatuan dan kegembiraan di bulan suci. Jalan-jalan, rumah, dan lingkungan di Mesir diterangi dengan lentera logam dan kaca berwarna ini sebagai bagian dari tradisi Ramadhan. 

Meskipun tradisi Ramadhan ini lebih bersifat budaya, tradisi ini sangat erat kaitannya dengan bulan suci Ramadhan dan telah memperoleh makna spiritual. Fanous adalah salah satu tradisi Ramadhan yang paling berwarna dan indah di dunia.

2. Uni Emirat Arab

Festival Haq al Laila adalah tradisi Ramadhan yang terkenal dari Uni Emirat Arab. Festival itu terjadi pada tanggal 15 Sya'ban (sebulan sebelum Ramadhan dalam kalender Islam). Tradisi ini hampir mirip dengan ritual trick-or-treat Barat.

Dalam festival ini, anak-anak berpakaian cerah berkeliaran di lingkungan mereka, mengumpulkan kacang-kacangan dan permen di tas jinjing yang dikenal sebagai Kharyta sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional Arab. 

Lagu "Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum "yang diterjemahkan dari bahasa Arab menjadi 'Berikan kepada kami dan Allah akan membalas Anda dan membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Mekah'
Tradisi Ramadhan ini dianggap sebagai bagian dari identitas nasional Emirat di Uni Emirat Arab.

Perayaan ini menekankan pentingnya hubungan sosial yang kuat dan nilai-nilai keluarga dalam masyarakat modern saat ini yang sering digambarkan sebagai individualistis.

3. Turki

Bayangkan dikejutkan saat bangun di tengah malam oleh suara drum yang berisik. Banyak orang akan terganggu dengan situasi ini, tetapi tidak demikian halnya di Turki selama Ramadhan. Sejak masa Kesultanan Utsmaniyah, orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dibangunkan oleh suara tabuhan genderang di pagi hari untuk sahur. 

Meskipun berlalunya waktu (dan munculnya jam alarm), lebih dari 2.000 penabuh drum masih berjalan di jalan- jalan Turki selama bulan suci, menyatukan masyarakat setempat.

Penabuh Genderang Turki mengenakan pakaian tradisional Ottoman yang mencakup fez dan rompi dengan motif tradisional. Mereka berjalan-jalan dengan davul mereka (gendang berkepala dua Turki). Mereka pergi ke seluruh lingkungan untuk bernyanyi dan bermain drum serta membangunkan orang-orang.

Pejabat Turki baru-baru ini meluncurkan kartu keanggotaan bagi penabuh genderang untuk menumbuhkan kebanggaan pada mereka yang tampil dan menginspirasi generasi muda untuk melanjutkan tradisi Ramadhan ini di negara modern.

4. Maroko

Nafar Maroko, seperti penabuh genderang Turki, bertugas membangunkan umat Islam untuk sahur. Penduduk kota biasanya memilih anggota masyarakat yang paling berbelas kasih dan dapat dipercaya untuk melayani sebagai Nafar. Nafar berkeliaran di sekitar lingkungan, menyanyikan doa-doa merdu sambil mengenakan gandora tradisional , topi, dan sepasang sandal sederhana.

Tradisi Ramadhan ini, yang telah menyebar dari Timur Tengah ke Maroko, dimulai pada abad ke-7 ketika seorang sahabat Nabi Muhammad menyanyikan doa merdu di jalan-jalan saat fajar. Suara doa-doa ini menyebar ke seluruh kota, menyebarkan suasana ketenangan dan rasa syukur. Tidak diragukan lagi ini adalah salah satu tradisi Ramadhan terindah di Maroko.

5. Albania

Lagu-lagu tradisional telah digunakan oleh anggota komunitas Muslim Roma di Albania untuk mengumumkan awal dan akhir puasa selama berabad-abad. Mereka akan berkeliaran di jalan-jalan setiap hari selama bulan Ramadhan, memainkan lodra, drum silinder yang memiliki dua ujung yang dibuat sendiri dengan dilapisi kulit domba atau kambing. 

Untuk merayakan dimulainya buka puasa, para keluarga Muslim sering mengundang orang ke rumah mereka untuk bermain balada tradisional. Tradisi Ramadhan ini berasal dari Kekaisaran Ottoman.(*)

Tags:
Tradisi Ramadhan di berbagai negaratradisi RamadhanRamadhanpuasa

Administrator

Reporter

Administrator

Editor