JERMAN, POSKOTA.CO.ID - Dua ratus staf diplomatik Rusia telah diusir dari negara-negara Eropa sebagai ekspresi langsung dari kemarahan negara tersebut atas pembunuhan warga sipil Ukraina yang terungkap saat pasukan militer Rusia pergi dari Bucha daerah dekat Kyiv.
Hal ini merupakan gangguan diplomatik terbesar dalam bebera tahun terakhir, 206 dipomat Rusia dan staf kedutaan telah diberitahu sejak Senin bahwa mereka tidak lagi diterima untuk tinggal oleh pemerintah di Italia, Prancis, Jerman, dsb.
Sebelumnya juga lebih dari 100 diplomat telah diusir sejak awal Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada tanggal 24 Februari.
Ini menjadikan 325 total diplomat Rusia dan pekerja kedutaan Rusia yang diusir dari negara lain, kemungkinan akan lebih banyak yang akan menyusul.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan bahwa 40 pegawai kedaulatan Rusia diusir dari negaranya.
Dilaporkan dari TheGuardian, sumber-sumber intelejen mengatakan para diplomat itu dipandang sebagai ancaman langsung bagi warga Ukraina yang tinggal di Jerman.
Pengusiran diplomat itu menggambarkan sebagai tanggapan langsung atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha. Pemerintah Jerman menggambarkan kejadian tersebut sebagai “kejahatan perang”.
Sebelumnya penjabat Ukraina mengatakan mayat 410 warga sipil ditemukan dari kota-kota di daerah Kyiv ketika pasukan Rusia mundur dari daerah tersebut.
“Pemerintah hari ini telah memutuskan untuk menyatakan sejumlah besar orang yang terkait dengan kedutaan Rusia persona non grata, yang telah bekerja di sini di Jerman setiap hari melawan kebebasan kita, bertentangan dengan kohesi masyarakat kita,” kata Baerbock.