ADVERTISEMENT

Pemerintah Beri Perhatian Khusus Konten-konten Berisi ujaran Kebencian, Mahfud: Ganggu Persatuan Bangsa dan Stabilitas Nasional

Minggu, 3 April 2022 08:12 WIB

Share
Menko Polhukam Mahfud MD. (foto: rizal/tangkapan layar)
Menko Polhukam Mahfud MD. (foto: rizal/tangkapan layar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Pemerintah terus memberikan perhatian khusus terhadap konten-konten yang memuat ujaran kebencian, bersifat misinformasi dan disinformasi, serta bernarasi negatif tanpa berdasarkan pada data dan fakta, yang marak ditemukan di ruang digital.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, konten-konten tersebut telah menggiring pemikiran dan bahkan membangun pemahaman yang salah di kalangan masyarakat terhadap suatu isu, yang pada akhirnya mengganggu persatuan bangsa dan stabilitas nasional.

“Ketersediaan saluran penyebaran informasi yang timbul akibat perkembangan teknologi informasi telah me-revolusi cara kita berkomunikasi dan cara masyarakat memperoleh sumber-sumber berita," ungkap Mahfud dalam sambutan pada acara Gala Premiere Salam Campaign yang diselenggarakan bersama oleh Wahid Foundation, Google Indonesia, dan UNDP, Jumat (1/4/2022).

Ruang digital telah menjadi sumber informasi bagi masyarakat yang pada kenyataannya kerap mengabaikan etika publik, bahkan tak jarang menjadi wadah penyebaran secara luas informasi hoaks dan berbagai konten negatif.

Mahfud menambahkan, bahwa dalam mengatasi hal ini pemerintah tak dapat bekerja sendiri. Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak diperlukan dalam  penanganan dan pengelolaan narasi negatif, informasi hoaks dan konten-konten ekstremisme kekerasan lainnya di ruang digital. 

“Oleh karenanya, atas nama Pemerintah Indonesia, saya menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif dan upaya bersama yang telah dilakukan Wahid Foundation, Google Indonesia dan UNDP dengan membangun kapasitas cendekiawan Islam moderat." ujarnya.

Dengan kapasitas dan kemampuan yang mumpuni, lanjutnya, para cendekiawan tersebut akan menghasilkan dan menyebarkan pesan-pesan damai kepada masyarakat Indonesia.

Di kesempatan yang sama, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi ruang publik yang saat ini banyak diisi oleh hal-hal yang bersifat intoleran.

Padahal menurutnya, modal bangsa Indonesia sebagai masyarakat heterogen sangat besar untuk bisa mempraktekan toleransi, karena dari sejak lahir, sudah dikelilingi oleh keberagaman. 

“Begitu beragam negara kita, namun sayangnya kita masih melihat bahwa masih banyak ungkapan kebencian. Kadang berdasarkan etnis dan isu agama, masih bertebaran di ruangan publik, baik secara fisik, dan sekarang lebih menonjol lagi karena ada media sosial,” ungkap Yenny.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT