Resmi! Harga Pertamax Naik Jadi Rp12.500, Pertamina: Ini Masih di Bawah Harga Keekonomian

Jumat 01 Apr 2022, 07:00 WIB
Harga Pertamax naik dan BBM non subsidi lainnya disesuaikan (ist.)

Harga Pertamax naik dan BBM non subsidi lainnya disesuaikan (ist.)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mulai hari ini, Jumat (1/4/2022) harga BBM RON 92 (Pertamax) secara resmi telah naik. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina Patra Niaga menyebut bahwa kenaikan harga Pertamax ini masih jauh di bawah harga keekonomian.

Saat ini harga Pertamax naik jadi Rp12.500 per liter dari harga sebelumnya yakni Rp9.200.

Sebelumnya diisukan harga Pertamax naik jadi Rp16.000, namun tampaknya Pertamina telah melakukan penyesuaian mengingat konsumsi BBM non subsidi jenis ini termasuk besar.

 

Penyesuaian harga untuk BBM non subsidi ini diumumkan secara resmi oleh Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting melalui siaran pers di halaman resmi Pertamina.

Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelas Irto Ginting.

Irto menjelaskan bahwa penyesuaian harga ini masih jauh di bawah nilai keekonomiannya.

 Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari.

 

Harga keekonomian, atau batas atas harga  BBM umum RON 92 (Pertamax) bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter.

Krisis geopolitik yang terus berkembang menyebabkan harga minyak dunia melambung di atas 100 dollar AS per barrel. Tercatat pada hari ini, harga minyak mentah dunia berada di angka 100,6 dollar AS per barrel, turun dari harga di hari Kamis (31/3) yakni 106 dollar AS per barrel.

Hal ini mendorong harga minyak mentah di Indonesia ikut naik. Per tanggal 24 Maret, tercatat harga minyak mentah Indonesia mencapai 114,55 dollar AS per barel, melonjak 56% dari harga di bulan Desember yakni 73,36 dollar AS per barel.

Sebelumnya, kenaikan harga BBM ini telah diusulkan melalui Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini diusulkan guna menekan beban keuangan PT. Pertamina dalam menghadapi kondisi kenaikan saat ini.

 

Pertamina menyebut bahwa penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya untuk BBM non subsidi. Data pertamina menyebutkan bahwa konsumen BBM Pertamax hanya berjumlah 14 persen dari total konsumsi BBM pertamina.

Sementara totala kesuluruhan jumlah konsumen BBM non subsidi mencapai 17 persen, 3 persen lainnya merupakan konsumen Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Sedangkan, total konsumsi untuk BBM subsidi yakni Solar dan Pertalite adalah 83 persen dari total konsumen Pertamina.

Adapun disebutkan Pertamina, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya.

"Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto.

Irto juga berharap masyarakat mampu dapat memilih untuk menggunakan BBM non subsidi sebagai pilihan dengan kualitas lebih baik.

 

"Harga baru masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan,"pungkas Irto

Mulai hari ini, Jumat (1/4), harga Pertamax naik jadi Rp12.500, angka yang masih jauh di bawah harga keekonomian. Sementara harga BBM subsidi, Pertalite dan Solar tetap. (Firas)

Berita Terkait
News Update