JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kasus penganiayaan yang dilakukan bos judi slot online terhadap karyawannya di kawasan Jakarta Utara, membuat sejumlah karyawan lainnya memilih keluar.
Hal itu, diungkapkan RAS, korban penganiayan yang dilakukan oleh bosnya sendiri.
"Setelah kejadian kan aku dianiaya kaya gitu, terus ada tiga orang keluar ngeliat kerja kaya gini banget," ucapnya kepada Poskota.co,id saat ditemui di salah satu rumah sakit kawasan Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022) malam.
Dikatakan RAS, temannya yang masih bekerja di perusahaan tersebut telah mengetahui bahwa dirinya telah dianiaya oleh bosanya sendiri.
Penganiayaan dilakukan setelah korban menilap uang perusahaan Rp100 ribu. Uang tersebut merupakan uang penjudi yang ingin melakukan deposit.
Sebelumnya dirinya, lanjut RAS, ternyata sudah ada pernah kejadian karyawan yang dianiaya oleh orang kantor. Namun RAS tidak mengetehaui persisnapakah kasusnya sama seperti dirinya atau tidak.
"Setelah aku keluar kan masih ada temen aku, temen aku nyeritain katanya abis kejadian itu dia nunjukkin foto kaya badannya dicambuk sampe kulitnya mau sampe lepas," jelasnya.
"Gak tau si kalo kasusnya, cuma katanya si ini kejadian sebelum aku dianiaya," tambah RAS.
Sementara itu, RAS mengatakan kejadian penganiayaan itu terjadi pada Sabtu (26/3/2022) malam. Saat itu korban sedang bekerja, tiba-tiba dipanggil bosnya.
"Aku kaya nilep uang kantor Rp100 ribu, cuma waktu itu aku disuruh ganti. Aku disuruh ke lantai empat ya, itu aku langsung dipukulin," ujarnya kepada Poskota saat sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022).
RAS yang baru bekerja selama 10 hari di perusahaan judi slot online itu, awalnya ingin meminjam uang kepada kantor. Namun karena baru bekerja, korban tidak enak, sehingga berani menilep uang kantor Rp100 ribu.
"Kan aku harus tinggal disitu selama enam bulan ga boleh pulang di mess, jadi aku kaya abis duit gitu. Awalnya mau minjem (kantor) tapi aku baru 10 hari di situ kerja, jadi ga enak ngomongnya," paparnya.
Saat itu, RAS yang tengah bekerja, dipanggil oleh bosnya untuk mengklarifikasi perihal penilepan uang yang dia lakukan. Korban yang bekerja di lantai dua dipanggil untuk segera ke lantai empat, yakni ruangan bosnya.
Menurut RAS, uang yang dia tilep tersebut merupakan uang dari orang yang ingin melakuka deposit.
"Uang Rp100 ribu itu uang orang yang mau depo. Jadi harusnya di transfer ke rekening kantor, ini aku ubah jadi ke rekening aku," paparnya.
Atas kejadian itu, RAS pun ditegur oleh bosnya sendiri. Namun korban mengakui bahwa uang tersebut telah diganti sepenuhnya ke kantor dengan memakai sistem transfer.
Meski sudah diganti, namun RAS tetap dianiaya oleh bosnya sendiri. Kurang lebih hampir tiga jam RAS disekap kemudian disiksa oleh orang kantor berjumlah kurang lebih 10 orang, salah satunya bosnya.
Saat itu, RAS dipanggil oleh orang kantor sekitar pukul 9 malam hingga pukul 12 malam.
"Awalnya ngambil hape aku tiba-tiba terus dia kaya scroll gitu gatau scroll apa terus aku disuruh skotjam 10 kali. Kan aku ga kuat ya terus aku jatuh ditendang, gitu. Itu hampir pingsan dua kali terus mau muntah dua kali tapi ga boleh dikeluarin," ungkap RAS.
Usai dianiaya, RAS yang sudah lemas tak berdaya kemudian disuruh untuk menandatangani surat yang diberikan kepadanya. Namun dia juga tidaj mengetahui persis isi surat tersebut.
"Aku disuruh tanda tangan, tapi aku gatau isinya apa, pokoknya itu aku disuruh tanda tangan, terus aku disuruh bugil difoto gitu sambil megang kertas itu. Itu baru aku disuruh keluar," bebernya.
Usai keluar kantor, RAS meminta dijemput oleh seorang temannya. Diapun sempat beberapa jam beristirahat di rumah temannya tersebut.
"Habis itu saya pulang, ketemu sama orang tua terus lapor ke polisi," tuturnya. (Pandi)