Survei Indonesia Polling Stations: Aksi Nyata Gerindra Berbuah Peningkatan Elektabilitas

Selasa 29 Mar 2022, 07:34 WIB
Hasil survei Capres 2024 Lembaga Indonesia Polling Stations (IPS). (Foto: ist)

Hasil survei Capres 2024 Lembaga Indonesia Polling Stations (IPS). (Foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Lembaga survei dari Indonesia Polling Stations (IPS) hari ini telah menggelar survei publik untuk mengukur seperti apa tren nama-nama tokoh yang masuk ke radar mereka di mata publik.

Ada tiga parameter yang diukur oleh mereka, yakni popularitas untuk mengukur seberapa terkenalnya nama-nama tersebut, kemudian akseptabilitas untuk mengukur suka atau tidak sukanya masyarakat terhadap tokoh. Dan yang terakhir adalah elektabilitas untuk mengukur tingkat potensial tokoh tersebut bakal dipilih oleh rakyat dalam Pemilu 2024.

Dari parameter popularitas, survei IPS menemukan 96,5 persen masyarakat memilih Prabowo Subianto, kemudian di bawahnya ada Sandiaga Uno 91,9 persen, disusul Anies Baswedan 90,2 persen, kemudian Ganjar Pranowo 88,9 persen, Ridwan Kamil 87,8 persen, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 85,3 persen, Puan Maharani 81,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 77,5 persen, Mahfud MD 71,1 persen, Erick Thohir 68,1 persen, Moeldoko 60,2 pesen, Gatot Nurmantyo 55,7 persen, Muhaimin Iskandar 50,3 persen, Airlangga Hartarto 50,2 persen, La Nyalla Mattalitti 40,5 persen dan terakhir Dedi Mulyadi 39,6 persen.

"Hasil survei IPS menunjukkan bahwa tiga kali mengikuti kontes tasi Pilpres telah menempatkan Prabowo Subianto sebagai capres yang paling populer. Posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan membuatnya tetap dikenal publik dan mempertahankan diri sebagai tokoh yang paling populer jelang Pilpres 2024," kata peneliti senior IPS, Nurulizza Shariati dalam rilisnya, Senin (28/3/2022).

Dari data yang ia tangkap tersebut pun, ternyata deklarasi dua Ketua Umum Partai Politik, yakni Airlangga Hartarto dari Partai Golkar dan Muhaimin Iskandar dari PKB tak banyak mendongkrak tingkat keterkenalan mereka di mata publik.

"Sementara itu, beberapa tokoh lain yang telah mendeklarasikan diri sebagai capres seperti Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar ternyata kurang begitu dikenal oleh publik," terangnya.

Kemudian, parameter selanjutnya adalah tingkat akseptabilitas tokoh. Posisi teratas diduduki oleh Prabowo Subianto dengan perolehan 73,8 persen, di bawahnya ada Sandiaga Uno di 71,2 persen, Ganjar Pranowo 70,9 persen, Anies Baswedan 70,5 persen, Ridwan Kamil 67,5 persen, Ahok 50,4 persen, AHY 42,1 persen, Mahfud MD 40,6 persen, Erick Thohir 39,2 persen, Moeldoko 38,6 persen, Dedi Mulyadi 35,5 persen, Gatot Nurmantyo 30,6 persen, Muhaimin Iskandar 26,8 persen, Airlangga Hartarto 24,9 persen dan terakhir La Nyalla Mattalitti 22,7 persen.

"Prabowo Subianto masih merupakan capres yang memiliki tingkat akseptabilitas tertinggi," jelasnya.

Terakhir, parameter elektabilitas sebagai faktor paling dijadikan acuan untuk melihat seperti apa potensial keterpilihan tokoh untuk menggantikan kepemimpinan Presiden Joko Widodo di periode 2024-2029 mendatang.

Makansime kursionernya ini adalah tertutup, dimana surveyor menyodorkan nama-nama tertentu kepada responden. Hasilnya:
- Prabowo Subianto: 27,4 persen
- Ganjar Pranowo: 18.9 pesen
- Anies Baswedan: 15,9 persen
- Sandiaga Uno: 7,2 persen
- Ridwan Kamil: 6,2 persen
- Ahok: 4,1 persen
- Dedi Mulyadi: 3,0 persen
- AHY: 2,8 persen
- Erick Thohir: 2,5 persen
- Moeldoko: 1,9 persen
- Mahfud MD: 1,2 persen
- Gatot Nurmantyo: 1,1 persen
- La Nyalla Mattalitti: 0,9 persen
- Airlangga Hartarto: 0,9 persen
- Muhaimin Iskandar: 0,9 persen
- Puan Maharani: 0,6 persen
- Undecided Voters: 4,5 persen

"Prabowo Subianto bukan hanya tertinggi dalam tingkat popularitas dan akseptabilitas, namun juga dalam hal tingkat elektabilitas," papar Nurulizza.

Dari data yang ia tangkap juga, bahwa para loyalis Prabowo Subianto di Pilpres 2019 juga tampaknya masih ada dan berpotensi mendongkrak tingkat keterpilihannya jika nanti maju dalam bursa Pilpres 2024.

"Pemilih loyal (loyal voters) yang memilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 tampaknya sebagian besar masih setia untuk kembali memilih Ketua Umum Partai Gerindra itu pada Pilpres 2024 mendatang," tandasnya. (*/ys)

Berita Terkait
News Update