Vladimir Putin Berencana Hadiri KTT G20 di Bali

Kamis 24 Mar 2022, 17:00 WIB
Vladimir Putin

Vladimir Putin

POSKOTA.CO.ID - KTT G20 di Bali pada akhir tahun ini nantinya akan dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin.

Vladimir Putin mendapatkan dukungan dari Beijing pada Rabu (23/3/2022) yang berlawanan dengan seruan beberapa anggota G20 untuk mendepak Rusia dari kelompok tersebut.

AS dan sekutu Barat sedang mengevaluasi kepesertaan Rusia dalam Kelompok Dua Puluh negara ekonomi arus utama ini usai invasinya ke Ukraina menurut sumber yang terlibat dalam diskusi itu kepada Reuters.

Namun setiap tawaran untuk mengecualikan Rusia kemungkinan akan diveto negara lain dalam kelompok itu. Bahkan meningkatkan kemungkinan bahwa sejumlah negara malah memilih untuk pertemuan G20.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa Vladimir Putin bermaksud melakukan perjalanan ke Bali untuk KTT G20 pada bulan November mendatang.

"Itu akan tergantung pada banyak hal. Termasuk situasi COVID-19 yang semakin baik. Sejauh ini niatnya adalah dia ingin," kata Lyudmila Vorobieva.

Ketika ditanya tentang kemungkinan Rusia dapat dikeluarkan dari G20, dia mengatakan bahwa kelompok itu adalah forum untuk membahas masalah ekonomi dan bukan krisis seperti Ukraina.

"Tentu saja pengusiran Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi ini. Sebaliknya, tanpa Rusia akan sulit untuk melakukannya."

Kementerian Luar Negeri menolak mengomentari seruan agar Rusia dikeluarkan dari G20.

Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Lyudmila Vorobieva mendesak Indonesia untuk tidak terombang-ambing dengan tekanan Barat.

“Kami sangat berharap pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan mengerikan yang diterapkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga banyak negara lain di dunia oleh Barat,” kata Lyudmila Vorobieva.

Rusia menghadapi serangan sanksi internasional yang dipimpin negara-negara Barat. Sanksi ini bertujuan mengisolasi Rusia dari ekonomi global. Termasuk menutupnya dari sistem pengiriman pesan bank global SWIFT dan membatasi transaksi yang dilakukan bank sentralnya.

Polandia pada Selasa (22/3) menyarankan pejabat perdagangan AS untuk mengganti Rusia dalam kelompok G20. Saran tersebut mendapatkan tanggapan positif. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan anggota G20 harus memutuskan kepesertaan Rusia tetapi masalah ini bukan menjadi prioritas sekarang.

“Ketika sampai pada pertanyaan tentang bagaimana melanjutkan dengan WTO dan G20, sangat penting untuk mendiskusikan pertanyaan ini dengan negara-negara yang terlibat dan tidak memutuskan secara individual,” kata Olaf Scholz.

"Cukup jelas bahwa kami sibuk dengan hal lain selain berkumpul dalam pertemuan semacam itu. Kami sangat membutuhkan gencatan senjata,” katanya.

Sumber Uni Eropa secara terpisah mengonfirmasi adanya pembicaraan tentang status Rusia pada pertemuan G20.

“Sudah sangat jelas bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber tersebut. Tetapi dia menambahkan tidak ada proses yang jelas untuk mengecualikan suatu negara.

Posisi Indonesia adalah netral dan akan menggunakan kepemimpinan G20 untuk mencoba menyelesaikan masalah menurut Deputi Gubernur Bank Sentral Indonesia Dody Budi Waluyo pada Senin (20/3/2022).

Dia menambahkan bahwa Rusia memiliki komitmen kuat untuk hadir dan anggota lain tidak dapat melarangnya. ***

Berita Terkait
News Update