INGGRIS - Mike Dean dkenal sebagai wasit kontroversial, ia juga telah terbanyak memimpin pertandingan Liga Premier dibandingkan wasity-wasit lainnya.
Mike Dean juga dikenal sebagai wasit pemberi kartu merah terbanyak dibanding wasit sezamannya. Dan tampaknya, dia akan menjadi legenda. Wasit botak itu akan mengakhiri kariernya di lapangan akhir tahun ini.
Mike Dean akan menutup peluit dan kartunya dan mengakhiri 22 tahun karirnya sebagai wasit Liga Premier pada akhir kiprahnya.
Wasit berusia 53 tahun ini bisa dibilang sebagai wasit paling terkenal yang saat ini beroperasi di puncak permainan Inggris, dengan pendekatannya yang unik membuatnya sangat kontroversial dan harus diperhatikan dalam ukuran yang sama.
Dean telah menjadi wasit 553 pertandingan Liga Premier sejak diperkenalkan ke divisi teratas pada tahun 2000.
Dia telah memimpin lebih banyak pertandingan daripada rekan-rekannya dan juga mengeluarkan kartu merah paling banyak dibandingkan sesama wait Liga Premier lainnya. jumlahnya 114 kartu merah.
Tetapi menurut Telegraph, musim 2021/22 tampaknya akan menjadi yang terakhir, dengan Dean siap untuk mengakhiri kariernya di lapangan.
Disarankan bahwa Dean saat ini sedang dalam pembicaraan dengan Professional Game Match Ofisial (PGMOL), badan yang mengatur ofisial Inggris.
Mike Dean berpotensi melanjutkan sebagai salah satu dari hanya dua ofisial VAR penuh waktu, yang berarti tanggung jawab satu-satunya akan bekerja dari Stockley Park .
Dean dilaporkan siap untuk berhenti menjelang Kejuaraan Eropa musim panas lalu, namun karena desakan Kepala PGMOL, Mike Riley, dia tetap bertahan.
Dia tetap turun sebagai wasit semabari menunggu generasi berikutnya dari ofisial pertandingan membangun pengalaman.
Kemungkinan pensiunnya Dean menjadi salah satu dari banyaknya ofisial berpengalaman yang bisa saja tersingkir,. Kini wasit-wasit lain, seperti Martin Atkinson, Jon Moss dan Kevin Friend, juga sudah berusia lebih dari 50 tahun.
Lee Mason saat ini adalah satu-satunya wasit yang bekerja secara eksklusif di belakang monitor (VAR), bekerja untuk membalikkan dan mengkonfirmasi keputusan yang dibuat di tengah panasnya pertandingan.
Dean mengawasi perempat final Piala FA antara Manchester City dan Southampton, di mana liputan BBC mengisyaratkan itu bisa menjadi pertunjukan terakhirnya dalam kompetisi, setelah berada di tengah-tengah lapangan untuk memimpin dua final sebelumnya.
Wasit kelahiran Wirral ini telah mendapatkan ketenaran di kalangan pemain dan pendukung karena pendekatannya yang unik terhadap manajemen permainan, sering kali muncul untuk menunjukkan level penghinaan kepada pesepakbola profesional.
Berbicara kepada Podcast Peter Crouch pada tahun 2020, Dean mengakui bahwa dia memiliki tingkat arogansi, mengetahui bahwa dia tepat di puncak disiplinnya.
Dia berkata: “Ada sentuhan arogansi tentang saya ketika saya berjalan keluar di lapangan, saya tahu ada. Tetapi ada juga banyak kepercayaan diri karena saya percaya pada kemampuan saya sendiri. (*/win)