UKRAINA, POSKOTA.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menyerukan perdamaian. Dia mendedak Rusia untuk menerima pembicaraan “bermakna”.
Hal ini diserukan Zelensky melalui video terbarunya yang diposting melalui media sosial.
Di hari yang sama, hipersonik Rusia, Kinzhal menghantam sebuah senjata bawah tanah Ukraina. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah sebuah rudal hipersonik dikerahkan dalam perang.
"Ini adalah waktu untuk bertemu, berbicara, waktu untuk memperbarui integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina," kata Zelensky, dikutip dari The Moscow Times pada Minggu (20/3/2022)
"Jika tidak, kerugian Rusia akan sedemikian rupa sehingga beberapa generasi tidak akan pulih," tambahnya
Tetapi seperti dalam negosiasi sebelumnya, tampaknya hanya ada sedikit kemajuan dalam mencapai gencatan senjata.
Rusia melakukan serangan udara pada hari Sabtu di kota selatan Mykolaiv secara berurutan. Hal ini dikatakan Vitaly Kim, kepala pemerintahan regional, sehari setelah serangan mematikan di barak militer di sana.
Kurang dari 100 kilometer ke arah tenggara, Ukraina mengklaim bahwa seorang jenderal Rusia telah tewas oleh serangan di sebuah lapangan terbang di luar Kherson, tepat di utara Krimea. Ukraina mengatakan dia adalah perwira tinggi kelima yang terbunuh sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pada hari Sabtu (19/3) bahwa Moskow menggunakan pembicaraan sebagai "tabir asap" karena melakukan "kekejaman yang mengerikan."
Perlawanan sengit telah berhasil menghentikan pasukan Rusia di luar Kiev dan beberapa kota lain di timur, membuat mereka rentan terhadap serangan Ukraina terhadap jalur pasokan.
Sementara dilansir dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pengepungan Rusia atas kota pelabuhan Mariupol adalah sebuah teror.
Sementara, pihak berwenang setempat mengatakan ribuan penduduk di sana telah dibawa secara paksa melintasi perbatasan.
"Selama seminggu terakhir, beberapa ribu penduduk Mariupol dideportasi ke wilayah Rusia," kata dewan kota Mariupol dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya pada Sabtu malam.
Kantor berita Rusia mengatakan bus telah membawa beberapa ratus orang yang disebut Moskow sebagai pengungsi dari Mariupol ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.
Sekitar 400.000 penduduk Mariupol telah terperangkap selama lebih dari dua minggu saat Rusia berusaha menguasai kota itu. Tujuan Rusia adalah untuk membantu mengamankan koridor darat ke semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014.
Zelensky mengatakan pengepungan Mariupol adalah kejahatan perang.
"Untuk melakukan ini ke kota yang damai ... adalah teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang," kata Zelensky dalam siaran larut malam setelah sehari sebelumnya mendesak Rusia untuk melakukan pembicaraan damai. (Firas)