ADVERTISEMENT

Megawati Kritik Emak-emak Antre Minyak Goreng, Politikus Golkar: Sekalian Ramai-ramai Kita Boikot

Minggu, 20 Maret 2022 07:28 WIB

Share
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro 57, Ridwan Hisjam. Ridwan yang juga politikus Partai Golkar mendukung pernyataan Megawati terkait polemik minyak goreng. (foto: kolase diolah dari google)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro 57, Ridwan Hisjam. Ridwan yang juga politikus Partai Golkar mendukung pernyataan Megawati terkait polemik minyak goreng. (foto: kolase diolah dari google)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"Kalau memang minyak goreng ada, tapi mahal, ya sudah sekalian kita ramai-ramai boikot minyak goreng. Masyarakat tidak perlu beli mingak goreng. Toh! Tanpa minyak goreng kita masih bisa hidup. Nanti biar mereka 'pengusaha' yang pusing, karena produk minyaknya diboikot karena tidak ada yang beli," ujar Ridwan.

Berkaca pada Jepang, Ridwan menyebut, negara Sakura ini, justru dikenal masyarakat tidak suka makanan yang digoreng, mereka lebih suka dengan makanan yang direbus. "Kalau Jepang negara yang jauh lebih maju dari kita saja juga bisa, mengapa kita tidak," tandasnya.

Karena itu, Ridwan melanjutkan, baik pengusaha atau oknum pemerintah yang telah bermain dalam kelangkaan minyak goreng, sehingga mahal, maka sama saja tidak punya jiwa nasionalisme karena telah membuat masyarakat kecil semakin susah.

"Mereka sudah tidak punya empati dengan nasib masyarakat kecil," tuturnya.

Untuk itu, dengan ajakan Megawati kepada masyarakat untuk untuk tidak ketergantungan dengan minyak sawit, Ridwan sangat setuju agar BRIN bersama Dirjen IKM Kementerian Perindustrian membuat pelatihan membuat minyak goreng dari kelapa atau tumbuhan lain sesuai ke khasan dari daerah masing-masing.

"Kalau pun kita butuh minyak goreng, tidak harus dari sawit. Dirjen IKM Perindustrian bisa membuat pelatihan home industri untuk membuat minyak dari pohon kelapa. Atau dari tumbuhan lain, sesuai khas daerahnya masing-masing. Itu sangat bisa kita lakukan bekerjasama dengan BRIN. Tujuannya masyarakat jauh lebih mandiri untuk mencipatkan swasembada minyak goreng," jelasnya.

 

Lihat juga video “Viral! Ucapan Megawati Sindir Ibu-ibu yang Antre Minyak Goreng”. (youtube/poskota tv)

Dengan kejadian seperti ini, pemerintah kata anggota Komisi VII DPR ini, tidak perlu lagi memberikan subsidi minyak goreng sawit. Lebih baik subsidi diberikan untuk energi. Seperti BBM, gas dan lain sebagainya. 

"Minyak goreng mahal, tidak masalah mau sampai Rp100 (ribu--red) juga nggak masalah. Kita nggak usah beli. Lebih baik subsidi diberikan untuk kebutuhan energi. Karena minyak goreng tidak masuk kebutuhan pokok. Kita masih bisa hidup tanpa minyak goreng," pungkasnya. (*/ys)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT