Menurut dia, pandemi selain membuat para seniman dalang dan pengrawit hingga pesinden lebih banyak beristirahat, karena kondisi yang ada tidak memungkinkan pentas, ternyata memberi perkembangan lain bagi dunia pewayangan.
Menurut Kondang, pada dalang telah membuat terobosan. Ketika tanggapan langsung tidak bisa dilakukan, tidak bisa ada pergelaran wayang di ruang terbuka dan penonton banyak, mucul terobosan dengan pergelaran wayang secara streaming.
“Pergelaran secara streaming dilakukan di kediaman Dalang, atau kalau tidak ada tempat memadai, kadang Pepadi ikut mencarikan tempat. Dalam pergelaran seperti ini juga ada yang menanggap,” kata Kondang.
Untuk tanggapan, ya selain untuk tanggapan, juga untuk aktivitas para seniman. Menariknya lagi, tanggapan model pergelaran wayang secara streaming ini dilakukan bisa dengan saweran, siapa saja yang ingin ikut membantu, ya silakan. Pokoknya, untuk dalang ada yang bisa dibawa pulang,” katanya.
Hal seperti itu memang bukan tugas pokok Pepadi, tapi sifatnya untuk membantu. Pepadi Pusat sendiri sempat ada kegiatan-kegiatan pembinaan yang tertunda karena Covid.
Selepas Covid ini, menurut Kondang, pihaknya akan mengadakan pembinaan untuk dalang bocah, dalang remaja, dan kegiatan lain.
Harus diakui, untuk kegiatan operasional memang tak lepas dari soal anggaran. Sejauh ini, para pengurus Pepadi harus berjuang agar kegiatan yang direncanakan bisa terlaksana. Selain dari donatur, sponsor, Pepadi juga mendapat bantuan dari pemerintah melalui Kemendikbuddikti.
Namun sayang, dana dari pemerintah itu juga tidak lancar. “Kami mengajukan Rp2,5 miliar untuk 2021, ternyata belum juga cair. Sebelumnya cair, namun juga tidak sebesar itu, yang pernah kami dapatkan Rp1 miliar,” katanya.
Oleh karena itu, menjadi pengurus Pepadi haruslah orang yang memang karena dorongan cinta, tulus ikhlas, atau senang terhadap wayang dan pedalangan.
Menurut Kondang, seperti yang sudah-sudah, pihaknya ingin menghadap Presiden Jokowi. Pada periode yang lalu sudah terlaksana, dan juga ada wayangan di Istana. Hal semacam pernah juga saat era Presiden SBY.
Soal Munas VII pepadi, menurut Kondang, Munas VII PEPADI yang berlangsung dua hari, dihadiri oleh 20 Ketua-ketua PEPADI Provinsi, 10 Ketua-ketua PEPADI Kabupaten Kota.
Di hari pertama, acara MUNAS VII Pepadi akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Bapak Prof. Dr. Muhadjir Effendy, dilanjutkan dengan sidang pleno dan sidang komisi, hingga pemilihan Ketua Umum PEPADI Pusat periode 2022 – 2026.