ADVERTISEMENT

Gawat! Kasus Penyelundupan Narkotika Jaringan Internasional Kian Marak, Begini Penjelasan Kriminolog

Rabu, 16 Maret 2022 22:29 WIB

Share
Kriminolog UI, Josias Simon. (ist)
Kriminolog UI, Josias Simon. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus peredaran hingga penyelundupan narkotika jaringan internasional dari negara lain ke Indonesia seakan menjadi persoalan yang pelik dan menjadi fenomena gunung es.

Pasalnya, dari waktu ke waktu, kendati aparat penegak hukum sering melakukan penindakan terhadap para pelaku.

Para pelaku seakan 'mati satu tumbuh seribu'.

Menanggapi hal tersebut, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Josias Simon mengatakan ada banyak hal yang dapat menyebabkan peredaran hingga penyeludupan narkotika kian marak, khususnya di Indonesia.

Menurut Josias, dari hal-hal tersebut, ada satu hal yang sangat khas yang menjadi penyebab terkuat dari kian maraknya kasus peredaran dan penyelundupan narkotika di Indonesia.

"Terkait dengan meningkatnya pasokan narkoba sulit terungkap atau kian marak, itu bisa jadi karena ada satu hal yang khas yang disebut dengan 'Organize Crime' atau kejahatan yang teroganisir terkait dengan peredaran gelap narkoba," kata Josias saat dihubungi, Rabu (16/3/2022).

Jelas dia, ciri yang sangat khas dengan Organize Crime itu, selain memiliki hierarki.

Dipengaruhi juga oleh lemahnya aturan di negara-negara yang menjadi tempat transit dari barang haram itu.

"Hierarki itu berarti ada dari negara asal, transit, maupun negara tujuan. Nah kemudian dari beberapa juga ada upaya-upaya menyiapkan kebal hukum yang berlaku di negara-negara itu, atau ada traffic di negara-negara itu yang memandang narkotika sebagai kegiatan yang transaksional," ujarnya.

"Nah, jadi ada beberapa aturan yang ada di negara itu terdapat kelemahan, kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku itu menjadi kesempatan untuk mengedarkan narkoba itu atau jaringan yang ada di balik peredaran narkoba itu," ucap Josias.

Lebih lanjut, ia juga berspekulasi, bahwa kelemahan itu bisa saja timbul dari adanya peran 'oknum' yang mencoba bermain untuk mendapat sebagian kue dari kegiatan melanggar hukum itu.

"Ini mungkin spekulasi, karena sulit untuk membuktikannya secara nyata. Terkait 'oknum' itu mungkin terlalu naif kalau kita merasa itu tidak ada. Mungkin ada tapi saya tidak tahu siapa saja yang bermain," ucapnya.

Selain itu, papar dia, terkait dengan mulai beredarnya narkotika jaringan Timur Tengah, itu bisa terjadi karena pelaku menyadari betapa mudahnya untuk melakukan transaksi di negara transit yang dituju.

"Sebetulnya kan memang kalau di Asia memang kenal istilah Golden Triangle terkait dengan negara penghasil barang itu. Nah, mungkin karena Golden Triangle itu menyadari caranya mulai diketahui, maka masuklah jaringan dari negara lain yang merasa ada lahan kosong tak terpakai yang ditinggal oleh pemiliknya," tambahnya.

"Ini jadi pekerjaan kita bersama sebetulnya, karena hanya kita yang bisa menekan bahkan memutus laju dari beredarnya barang haram itu," ucapnya.

Sekadar informasi, Subdit I Ditresnarkoba Polda Jabar berhasil menyita narkotika jenis sabu seberat 1 ton yang coba diselundupkan melalui jalur air di perairan Pangandaran, Jawa Barat.

Dari giat tersebut, diamankan lima orang yang salah satunya merupakan Warga Negara Asing (WNA).

Dari informasi yang berhasil dihimpun, pengungkapan bermula saat Subdit I Ditresnarkoba Polda Jabar yang dipimpin AKBP Herry Afandi menyelidiki jaringan internasional Iran yang mengirimkan paket narkoba.

Jalur laut di wilayah Perairan Pangandaran Jawa Barat dipilih sebagai tempat proses transaksi metoda Ship to ship.

Hingga akhirnya, pada Rabu (16/3/2022) penyelidikan berbuah manis.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Andi Adam Faturahman
Editor: Sumiyati
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT