JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dua Pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan Rusia telah meminta bantuan China dalam perang melawan Ukraina. Bentuk permintaan itu adalah bantuan dalam peralatan militer.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (15/3/2022), Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengungkapkan posisi AS terhadap invasi Rusia dalam pertemuan dengan diplomat dari China, Yang Jiechi, di Roma selama tujuh jam, merupakan pertemuan yang intens.
Dia menunjukkan bahwa Rusia telah berpura-pura tertarik pada diplomasi semu dalam mempersiapkan invasi. Dia menyebut sikap tersebut sebagai bentuk lemahnya militer Rusia.
Delegasi AS di Roma tidak mengharapkan diplomat China untuk bernegosiasi. Namun AS hanya melihat sebagai pembawa pesan dari Beijing.
“Itu adalah sesi tujuh jam yang intens, mencerminkan komitmen kami untuk mempertahankan jalur komunikasi yang terbuka. Pertemuan ini bukan tentang menegosiasikan masalah atau hasil tertentu, tetapi tentang pertukaran pandangan yang jujur dan langsung," kata pejabat AS tersebut.
Mengutip Aljazeera, sebelum pada pertemuan di Roma Senin (14/03/2022), Jake Sullivan secara blak-blakan memperingatkan China agar tidak membantu Rusia dari sanksi global yang telah memukul ekonomi Rusia.
“Kami tidak akan membiarkan itu terjadi,” tegasnya
China: AS Berbohong
Senin lalu, Beijing menyatakan AS menyebarkan “disinformasi” atas peran China dalam perang Ukraina.
“AS telah menyebarkan disinformasi yang menargetkan China dalam masalah Ukraina dengan niat jahat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian.
Rekan internasional senior dari Institut Taihe, Einar Tangen, mengatakan kepada Aljazeera bahwa Beijing tidak tertarik untuk memberikan dukungan militer kepada Rusia.