ADVERTISEMENT

Gawat! Presiden Joko Widodo Akui Konflik Rusia dan Ukraina Bakalan Picu Kelangkaan Energi serta Kenaikan Harga Barang

Selasa, 1 Maret 2022 17:23 WIB

Share
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Rapim TNI-Polri dan akui konflik Rusia dan Ukraina bakalan picu kenaikan harga barang. (Foto/biropers)
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Rapim TNI-Polri dan akui konflik Rusia dan Ukraina bakalan picu kenaikan harga barang. (Foto/biropers)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo mengakui konflik antara Rusia dan Ukraina yang terjadi sekarang ini menimbulkan ketidakpastian global.

"Itu mendorong terjadinya kelangkaan energi yang memicu kenaikan harga barang," papar Kepala Negara dalam arahannya pada Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Tahun 2022, Selasa (1/3/2022), di Plaza Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. 

"Dulu sebelum perang sudah harganya naik karena kelangkaan, ditambah perang naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas 100 dolar AS yang sebelumnya hanya 50-60 dolar AS," terang Jokowi.

Presiden menambahkan semua negara sekarang ini yang namanya harga BBM naik semuanya, elpiji naik semuanya.

Pada akhirnya, menurutnya, mengakibatkan kenaikkan harga produsen.

Di sisi lain, Presiden juga kembali menekankan bahwa ketidakpastian global dapat menimbulkan tantangan-tantangan yang tidak mudah.

"Ketidakpastian global yang itu juga merembet kepada ketidakpastian negara-negara di manapun di dunia ini menjadi makin meningkat, yang dulu tidak pernah kita hitung, sekarang muncul semuanya, problem itu,” ucap Presiden.

"Mau beli bahan baku harganya naik, dia mau beli BBM harganya naik. Artinya apa? Ongkos produksi naik, terus harga di pabriknya menjadi jauh lebih tinggi, terus dikirim ke pasar berarti harga konsumennya juga nanti akan naik. Ini efek berantainya seperti itu,” ucap Presiden.

Presiden menyebut bahwa salah satu tantangan yang terjadi adalah kelangkaan ketersediaan kontainer yang disebabkan oleh ketidakseimbangan perdagangan yang terjadi di pasar global.

"Kalau harga kontainer naik, freight cost naik. Harga barangnya juga akan ikut naik, kalau harganya naik konsumen akan membeli lebih mahal dari biasanya. Hati-hati dengan ini," tuturnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT