ADVERTISEMENT

Gawat! Ada Kartel di Balik Penundaan Pemilu 2024, Pengamat: Dulu Masuk Lewat Survei Kini Melalui Parpol

Selasa, 1 Maret 2022 10:05 WIB

Share
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo. (foto: ist)
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID  - Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan, penundaan Pemilu 2024 tersebut ada agenda kartel didalamnya.

"Ya ini patut diduga ada kartel dalam rencana penundaan Pemilu 2024," katanya, Selasa (1/3/2022).

Rakyat, lanjut Karyono, bisa menyimpulkannya. Kalau mau dilihat, yang paling mencolok adalah awal dari isu penundaan pemilu yang dimunculkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam acara rilis survei.

"Siapa si Bahlil? Bahli pengusaha," kata Karyono.

Usai dilontarkannya, langsung disambut Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dengan keinginan bersama. Dengan mengatasnamakan  pelaku UMKM dengan dalil kondisi ekonomi di tengah masa pemulihan dampak Covid-19.

Kemudian, disusul dengan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto yang mengaku mendapatkan aspirasi dari petani sawit, dan Ketum PAN, Zulkifli Hasan yang mengkaitkan dengan konflik antara Rusia dan Ukraina.

Karyono menyebut,  sebelumnya kartel masuk lewat survei  kini telah masuk lewat parpol.

"Jika ketum-ketum parpol itu sudah bisa "diamankan", maka parlemen tinggal mengikuti  tegasnya.

Karyono menegaskan, bahwa alasan para ketum partai  yang menunda pelaksanaan pemilu cukup rapuh.

Ia meyakini ada satu kepentingan besar menunda atau memperpanjang masa jabatan presiden, yang diinginkan kartel.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT