JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para produsesn tahu tempe baru saja melakukan mogok berproduksi sebagai protes mahalnya harga kedelai.
Setelah produsen tahu tempe selesai mogok, kini pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, bakal mogok jualan pada Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022).
Satu pedagang, Andri (41) menyampaikan aksi mogok jualan itu guna memprotes tingginya harga daging sapi yang kini berkisar Rp130 ribu per kilogram dan diprediksi masih dapat terus melonjak.
Menurut Andri, aksi mogok itu terpaksa dilakukan pedagang lantaran harga daging sapi sejak pertengahan tahun 2021 lalu sudah naik, dan hingga kini tak dapat dicegah pemerintah.
"Kalau kita pasrah begini terus ya ekonomi enggak jalan. Dengan adanya mogok ini siapa tahu pemerintah merespon," ucap Yudi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur Kamis (24/2/2022).
Rencananya, aksi mogok dagang tersebut tak hanya diikuti di Pasar Kramat Jati, tapi serentak di wilayah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Banten.
Para pedagang mendesak pemerintah menstabilkan dan menurunkan harga daging sapi, bukan hanya sesumbar menjamin ketersediaan di pasaran tetapi harganya mahal.
"Karena sampai sekarang kita enggak tahu alasan kenapa harga daging tinggi. Kata pemerintah karena Covid-19, jadi distribusi terkendala segala macam. Ini naik sudah parah banget, hitungan hari," tuturnya.
Kata Andri, harga normal per kilogram daging sapi yakni, Rp110 ribu per kilogram, namun kini harga daging sapi lokal Rp130 ribu per kilogram, dan daging impor Rp120-125 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini merugikan pedagang karena setiap harinya mereka harus menyediakan modal lebih banyak untuk membeli barang dari tempat pemotongan hewan.
"Naiknya hitungan hari itu Rp 1 ribu sampai Rp 1.500. Jadi enggak flat (tetap), tapi naik terus setiap hari. Sementara pembeli sepi, menurun drastis. Bagaimana kita enggak keberatan," tuturnya.
Pedagang daging sapi lainnya, Yudi (57) memastikan ikut mogok berjualan pada Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022) guna memprotes begitu mahalnya harga daging sapi.
Dia mempertanyakan upaya pemerintah dalam menstabilkan dan menurunkan harga lantaran kenaikan harga daging sapi sudah lama terjadi, namun seakan tak ada upaya menyelesaikan masalah.
"Mogok juga, karena harga sudah terlalu mahal. Sudah ada surat edarannya (dari organisasi pedagang daging). Pemerintah cepat ambil tindakan lah, jangan dibiarkan seperti ini terus. Semua harga mahal," terang Yudi. (Ardhi)