JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa tenggelamnya 11 Jemaah Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan, Kecamatan Mabulu, Jember, Jawa Timur akibat ritual maut menyisakan luka yang mendalam bagi para keluarga korban.
Pasalnya, para orang tua korban sama sekali tak menduga bahwa anak meraka akan bernasib malang seperti itu.
Para korban sempat berpamitan kepada keluarga untuk mengikuti ritual tersebut. Mereka pamit secara baik-baik agar memperoleh keinginan yang sama sekali tak mencurigakan.
Di antara aktivitas yang dilakukan oleh jemaah ritual itu adalah penyucian diri dan berdoa.
"Di sana mereka membaca doa-doa. Ada kegiatan ritual menyucikan diri mandi di air laut," ucap Hery Purnomo, Kapolres Jember AKBP.
Menurut Hery, ada 23 orang yang mengikuti ritual maut di Pantai Payangan tersebut.
Salah satu keluarga korban yang mengaku syok saat mengetahui anaknya tewas dalam tragedi tersebut adalah Dewi Soleha, Ibu dari Sofi.
Dewi mengatakan kalau putrinya itu sudah mengikuti kegiatan Tunggal Jati Nusantara selama 4 tahun.
Awalnya, Sofi memutuskan untuk mengikuti jemaah tersebut karena ingin mencari ketenangan.
"Katanya mau mencari ketenangan hati, mau berubah," ujar Dewi.
Dewi tak menaruh curiga. Namun, seiring dengan aktifnya sang putri mengikuti kegiatan, ia melihat perubahan yang cukup drastis.
Katanya, mendiang putrinya tergolong anak yang nakal sebelum masuk Jemaah Tunggal Jati Nusantara.
Bahkan, Sofi cukup akrab dengan minum-minuman keras.
Mengejutkannya, sang anak justru berubah pasca menjadi bagian dari kelompok Tunggal Jati Nusantara menjadi lebih membaik.
"Terus orangnya juga keras, tidak nurut sama saya. Dari situ, dia ingin berubah, terus diajak temannya untuk ikut kelompok itu supaya bisa berubah."
"Memang tidak langsung berubah, setahun pertama belum. Namun setelahnya berubah, nurut sama saya. Terus dia bilang mendapat ketenangan hati," ungkap Dewi.
Dewi pun mengaku tak ada yang mencurigakan dari aktivitas kelompok Tunggal Jati Nusantara.
"Tidak ada yang aneh, baca selawatan. Ya tetap salat seperti biasa," kata Dewi.(*)